Jamur Lendir atau Myxomycetes adalah
kelompok fungi yang tidak memiliki klorofil, yang secara filogenik tergolong ke
dalam organisme yang sangat sederhana. Jamur lendir pada fase vegetatif berupa
massa protoplasma seperti lendir dan dapat bergerak. Habitatnya terdapat tempat
yang lembab, daun-daun gugur / runtuh. Siklus hidupnya memalui beberapa tahap,
yaitu tahap pertama dengan massa lendir yang disebut fase Plasmodium, tahap
kedua terbentuk sporangium menjadi spora, dan tahap ketiga dengan pertumbuhan
spora menjadi Myxoflagellata dan Myxoamoeba. Contohnya Fuligo varians, Aethalium septicum.
Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk,
tanah lembab, sampah basah, kayu lapuk. Jamur lendir dapat berkembangbiak
dengan cara vegetatif dan generatif. Fase vegetatif, plasmodium bergerak
ameboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna
dalam Vacuola makanan, sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium
bergerak. Jika telah dewasa plasmodium membentuk sporangium (kotak spora).
Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora
yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, dan sel gamet
ini melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan
ukurannya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil
peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa.
Jamur lendir
ini mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat (Mixomycota) dan bersekat (Acrasiomycota).
Siklus hidup Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul
membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak
atau bermigrasi menuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti bergerak, siput
mengatur untuk membentuk tangkai (stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak).
Pada saat kotak spora matang, kotak spora melepaskan spora ke udara. Spora
tersebut terdiri dari sel yang haploid.
Dictyostelium
discoideu
A.
Ciri-ciri
Jamur Lendir
a.
Tubuhnya
berbentuk lendir, sehingga disebut jamur lendir.
b.
Dalam keadaan
vegetatif tubuhnya berupa masa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai
ameba, disebut plasmodium. Plasmodium akan membentuk sporangium yang
menghasilkan spora.
c.
Spora dapat
berkecambah dalam air atau substrat basah menjadi sel kembar yang disebut
miksoflagellata.
d.
Miksoflagellata
dapat berkembang menjadi miksoameba setelah bulu cambuknya lenyap. Selanjutnya
pembiakan generatif dapat terjadi jika dua miksoameba mengadakan perkawinan
menjadi amebazigot.
e.
Amebazigot
dengan sesamanya dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dengan banyak
inti. Plasmodium tidak pernah membentuk sekat-sekat, jadi hanya berupa kumpulan
protoplas yang menjadi satu.
f.
Organisme yang
termasuk Myxomycetes dapat ditumbuhkan diatas media agar, dan makanannya berupa
bakteri, miselium, potongan agar atau miksoameba haploid. Makanan dicerna dalam
vakuola, atau dengan menggunakan enzim yang disekresikannya.
g.
Makanan cadangan
bepupa glikogen.
h.
Myxomycetes
hidup di tanah-tanah hutan, di atas daun-daun yang gugur, dalam kayu yang sudah
lapuk, atau merayap ke mana-mana.
i.
Myxomycetes
dapat bergerak secara kemotaksis, hidrotaksis, dan fototaksis negatif.
j.
Plasmodium dapat
membentuk spongarium berupa tubuh buah yang diselubungi oleh selaput kaku
mengandung kapur, yang disebut peridium. Di dalamnya terdapa spora kecil
bermembran keratin dan selulosa.
Jamur lendir
(Mycomycetes) dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu Acrasiomycota dan Myxomycota.
1) Acrasiomycota (Jamur Lendir Bersekat)
Acrasiomycota dinamakan juga jamur lendir bersekat. Pada saat Plasmodium membesar dan inti sel membelah sel individu tetap terpisah saat bergabung membentuk pseudoplasmodium. Saat makanan berkurang zat kimia yang dikeluarkan oleh Amoeba akan bergabung membentuk Plasmodium. Plasmodium akan bergerak ke arah cahaya. Pada saat ada makanan, Plasmodium akan berhenti bergerak dan membentuk tubuhnya yang mengandung spora reproduksi. Pada saat kondisi menguntungkan, spora yang tertinggal akan membentuk Amoeba baru dan siklus akan berulang.
Acrasiomycota dinamakan juga jamur lendir bersekat. Pada saat Plasmodium membesar dan inti sel membelah sel individu tetap terpisah saat bergabung membentuk pseudoplasmodium. Saat makanan berkurang zat kimia yang dikeluarkan oleh Amoeba akan bergabung membentuk Plasmodium. Plasmodium akan bergerak ke arah cahaya. Pada saat ada makanan, Plasmodium akan berhenti bergerak dan membentuk tubuhnya yang mengandung spora reproduksi. Pada saat kondisi menguntungkan, spora yang tertinggal akan membentuk Amoeba baru dan siklus akan berulang.
2) Myxomycota (Jamur Lendir Tidak Bersekat)
Myxomycota merupakan jamur lendir yang tidak bersekat. Jamur ini berinti banyak, setiap intinya tidak dipisahkan oleh adanya sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan dapat bergerak bebas. Jamur lendir hidup di batang kayu yang membusuk, tanah lembap, sampah basah, kayu lapuk, dan di hutan basah. Jamur lendir dapat berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif. Fase vegetatif Plasmodium bergerak amoeboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam vakuola makanan. Sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium
bergerak. Jika telah dewasa, Plasmodium membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, kemudian sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan ukuran nya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa. Pada Myxomycota, massa berinti banyak yang disebut Plasmodium (jangan dikacaukan dengan plasmodium penyebab malaria), bergerak berpindah tempat di tanah atau sepanjang dasar hutan, di daun, kayu busuk untuk memakan bakteri. Plasmodium mempunyai banyak inti, tetapi tidak dapat dibagi menjadi beberapa sel-sel terpisah. Myxomycota yang sedang bergerak dapat seukuran buah anggur. Saat Plasmodium membesar, intinya membelah. Sebaliknya, pada Acrasiomycota, sel-sel individu tetap terpisah saat mereka bergabung membentuk pseudoplasmodium atau massa multiseluler.
Myxomycota merupakan jamur lendir yang tidak bersekat. Jamur ini berinti banyak, setiap intinya tidak dipisahkan oleh adanya sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan dapat bergerak bebas. Jamur lendir hidup di batang kayu yang membusuk, tanah lembap, sampah basah, kayu lapuk, dan di hutan basah. Jamur lendir dapat berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif. Fase vegetatif Plasmodium bergerak amoeboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam vakuola makanan. Sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium
bergerak. Jika telah dewasa, Plasmodium membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, kemudian sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan ukuran nya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa. Pada Myxomycota, massa berinti banyak yang disebut Plasmodium (jangan dikacaukan dengan plasmodium penyebab malaria), bergerak berpindah tempat di tanah atau sepanjang dasar hutan, di daun, kayu busuk untuk memakan bakteri. Plasmodium mempunyai banyak inti, tetapi tidak dapat dibagi menjadi beberapa sel-sel terpisah. Myxomycota yang sedang bergerak dapat seukuran buah anggur. Saat Plasmodium membesar, intinya membelah. Sebaliknya, pada Acrasiomycota, sel-sel individu tetap terpisah saat mereka bergabung membentuk pseudoplasmodium atau massa multiseluler.
Siklus Hidup
Dari Jamur Lendir
Ø Cara
Hidup
Cara hidup
sebagai saprofit atau seperti hewan – hewan lainnya yaitu dapat mengambil zat
makanan yang bersifat cair maupun padat, misalnya dalam bentuk glikogen. Pada
Myxomycetes yang bersifat saprofit ini dapat dibuat biakan murni.
Jamur ini
banyak kedapatan di tempat – tempat yang basah dan mengandung banyak bahan
organik, Beberapa hidup sebagai pemakan sampah ( saprofora ) contohnya
Dicyostelium dan Plasmodiophora brassicae yang merusak akar kobis.
Organisme ini
dapat dipiara diatas agar – agar dan makanannya dapat berupa bakteri, misellium
jamur, potongan agar – agar, bahkan dapat juga mengambil miksoamoeba haploid
sebagai makanannya. Makanan tersebut akan dicernakan dalam vakuolanya dan dapat
pula organisme ini mengeluarkan enzim yang melarutkan substratnya dan mengambil
makanannya dalam bentuk larutan.
Cara hidup
sebagai parasit biasanya hanya hidup denagan tambahan makanan yang berupa
makhluk hidup. Contoh Plasmodium yang mempunai ukuran garis tengah 0 – 30 cm
yaitu pada jenis Aethalium septicum. Organisme ini bergerak ketempat makanannya
dibawah pengaruh gaya – gaya kemotaksis, hidrotaksis, dan foto taksis negatif.
Ø Cara
Perkembangbiakan
Spora
Myxomycetes yang berkecambah dalam air atau suatu substrat basah yang berubah
menjadi sel kembara yang disebut miksoflagellata. Miksoflagellata yang
mempunyai bulu cambuk dan mempunyai satu inti lama kelamaan akan berubah
menjadi miksoamoeba yang bulu cambuknya telah lenyap. Miksoflagellata dan
miksoamoeba dapat membiak vegetatif dengan pembelahan.
Dari sinilah
awal perkembangbiakan generatif pun terjadi. Dua miksofamoeba atau dua
Miksoflagellata dapat mengadakan perkawinan menjadi amebozigot dan dalam
amebozigot ini kedua inti tersebut akhirnya pun akan bersatu. Badan yang
diploid ini tidak membentuk dinding, melainkan tetap telanjang dan bersifat
ameboid dan dengan sesamanya dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dan
mempunyai banyak inti. Inti dapat bertambah banyak karena adamnya pembelahan
yang berulang – ulang. Plasmodium pada dasarnya tidak pernah membentuk sekat –
sekat, jadi hanya merupakan kumpulan protoplas yang menjadi satu.
Makasih
BalasHapusMakasih
BalasHapus