Selasa, 12 Juni 2012

Jamur Lendir atau Myxomycetes


Jamur Lendir atau Myxomycetes adalah kelompok fungi yang tidak memiliki klorofil, yang secara filogenik tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana. Jamur lendir pada fase vegetatif berupa massa protoplasma seperti lendir dan dapat bergerak. Habitatnya terdapat tempat yang lembab, daun-daun gugur / runtuh. Siklus hidupnya memalui beberapa tahap, yaitu tahap pertama dengan massa lendir yang disebut fase Plasmodium, tahap kedua terbentuk sporangium menjadi spora, dan tahap ketiga dengan pertumbuhan spora menjadi Myxoflagellata dan Myxoamoeba. Contohnya Fuligo varians, Aethalium septicum.
Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab, sampah basah, kayu lapuk. Jamur lendir dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dan generatif. Fase vegetatif, plasmodium bergerak ameboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam Vacuola makanan, sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium bergerak. Jika telah dewasa plasmodium membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, dan sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa.
Jamur lendir ini mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat (Mixomycota) dan bersekat (Acrasiomycota). Siklus hidup Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi menuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk membentuk tangkai (stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak spora melepaskan spora ke udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid.
Dictyostelium discoideu
A.    Ciri-ciri Jamur Lendir
a.       Tubuhnya berbentuk lendir, sehingga disebut jamur lendir.
b.      Dalam keadaan vegetatif tubuhnya berupa masa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai ameba, disebut plasmodium. Plasmodium akan membentuk sporangium yang menghasilkan spora.
c.       Spora dapat berkecambah dalam air atau substrat basah menjadi sel kembar yang disebut miksoflagellata.
d.      Miksoflagellata dapat berkembang menjadi miksoameba setelah bulu cambuknya lenyap. Selanjutnya pembiakan generatif dapat terjadi jika dua miksoameba mengadakan perkawinan menjadi amebazigot.
e.       Amebazigot dengan sesamanya dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dengan banyak inti. Plasmodium tidak pernah membentuk sekat-sekat, jadi hanya berupa kumpulan protoplas yang menjadi satu.
f.       Organisme yang termasuk Myxomycetes dapat ditumbuhkan diatas media agar, dan makanannya berupa bakteri, miselium, potongan agar atau miksoameba haploid. Makanan dicerna dalam vakuola, atau dengan menggunakan enzim yang disekresikannya.
g.      Makanan cadangan bepupa glikogen.
h.      Myxomycetes hidup di tanah-tanah hutan, di atas daun-daun yang gugur, dalam kayu yang sudah lapuk, atau merayap ke mana-mana.
i.        Myxomycetes dapat bergerak secara kemotaksis, hidrotaksis, dan fototaksis negatif.
j.        Plasmodium dapat membentuk spongarium berupa tubuh buah yang diselubungi oleh selaput kaku mengandung kapur, yang disebut peridium. Di dalamnya terdapa spora kecil bermembran keratin dan selulosa.
Jamur lendir (Mycomycetes) dibedakan menjadi dua tipe, yaitu Acrasiomycota dan Myxomycota.
1)      Acrasiomycota (Jamur Lendir Bersekat)
Acrasiomycota dinamakan juga jamur lendir bersekat. Pada saat Plasmodium membesar dan inti sel membelah sel individu tetap terpisah saat bergabung membentuk pseudoplasmodium. Saat makanan berkurang zat kimia yang dikeluarkan oleh Amoeba akan bergabung membentuk Plasmodium. Plasmodium akan bergerak ke arah cahaya. Pada saat ada makanan, Plasmodium akan berhenti bergerak dan membentuk tubuhnya yang mengandung spora reproduksi. Pada saat kondisi menguntungkan, spora yang tertinggal akan membentuk Amoeba baru dan siklus akan berulang.
2)      Myxomycota (Jamur Lendir Tidak Bersekat)
Myxomycota merupakan jamur lendir yang tidak bersekat. Jamur ini berinti banyak, setiap intinya tidak dipisahkan oleh adanya sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan dapat bergerak bebas. Jamur lendir hidup di batang kayu yang membusuk, tanah lembap, sampah basah, kayu lapuk, dan di hutan basah. Jamur lendir dapat berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif. Fase vegetatif Plasmodium bergerak amoeboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam vakuola makanan. Sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium
bergerak. Jika telah dewasa, Plasmodium membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, kemudian sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan ukuran nya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa. Pada Myxomycota, massa berinti banyak yang disebut Plasmodium (jangan dikacaukan dengan plasmodium penyebab malaria), bergerak berpindah tempat di tanah atau sepanjang dasar hutan, di daun, kayu busuk untuk memakan bakteri. Plasmodium mempunyai banyak inti, tetapi tidak dapat dibagi menjadi beberapa sel-sel terpisah. Myxomycota yang sedang bergerak dapat seukuran buah anggur. Saat Plasmodium membesar, intinya membelah. Sebaliknya, pada Acrasiomycota, sel-sel individu tetap terpisah saat mereka bergabung membentuk pseudoplasmodium atau massa multiseluler.

Siklus Hidup Dari Jamur Lendir
Ø  Cara Hidup
Cara hidup sebagai saprofit atau seperti hewan – hewan lainnya yaitu dapat mengambil zat makanan yang bersifat cair maupun padat, misalnya dalam bentuk glikogen. Pada Myxomycetes yang bersifat saprofit ini dapat dibuat biakan murni.
Jamur ini banyak kedapatan di tempat – tempat yang basah dan mengandung banyak bahan organik, Beberapa hidup sebagai pemakan sampah ( saprofora ) contohnya Dicyostelium dan Plasmodiophora brassicae yang merusak akar kobis.
Organisme ini dapat dipiara diatas agar – agar dan makanannya dapat berupa bakteri, misellium jamur, potongan agar – agar, bahkan dapat juga mengambil miksoamoeba haploid sebagai makanannya. Makanan tersebut akan dicernakan dalam vakuolanya dan dapat pula organisme ini mengeluarkan enzim yang melarutkan substratnya dan mengambil makanannya dalam bentuk larutan.
Cara hidup sebagai parasit biasanya hanya hidup denagan tambahan makanan yang berupa makhluk hidup. Contoh Plasmodium yang mempunai ukuran garis tengah 0 – 30 cm yaitu pada jenis Aethalium septicum. Organisme ini bergerak ketempat makanannya dibawah pengaruh gaya – gaya kemotaksis, hidrotaksis, dan foto taksis negatif.
Ø  Cara Perkembangbiakan
Spora Myxomycetes yang berkecambah dalam air atau suatu substrat basah yang berubah menjadi sel kembara yang disebut miksoflagellata. Miksoflagellata yang mempunyai bulu cambuk dan mempunyai satu inti lama kelamaan akan berubah menjadi miksoamoeba yang bulu cambuknya telah lenyap. Miksoflagellata dan miksoamoeba dapat membiak vegetatif dengan pembelahan.
Dari sinilah awal perkembangbiakan generatif pun terjadi. Dua miksofamoeba atau dua Miksoflagellata dapat mengadakan perkawinan menjadi amebozigot dan dalam amebozigot ini kedua inti tersebut akhirnya pun akan bersatu. Badan yang diploid ini tidak membentuk dinding, melainkan tetap telanjang dan bersifat ameboid dan dengan sesamanya dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dan mempunyai banyak inti. Inti dapat bertambah banyak karena adamnya pembelahan yang berulang – ulang. Plasmodium pada dasarnya tidak pernah membentuk sekat – sekat, jadi hanya merupakan kumpulan protoplas yang menjadi satu.


2 komentar: