This is default featured slide 1 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 4 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 5 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 6 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 8 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 9 title

Nuzulul Arifin Creativity

Jumat, 27 April 2012

Makalah Bakteriologi

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak disekitar kita. Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling dekat dengan kita pun juga terdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan banyak hal lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup sering terjadi. Karena banyaknya manusia yang mengabaikan penyakit tersebut karena terkadang gejala awal yang diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala apa yang akan dberikannya.
Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala awal terjangkitnya bakteri salah satunya adalah pada saluran pencernaan. Saluran pencernaan adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran pencernaan terganggu akan cukup mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi banyak masyarakat yang tidak peduli dengan penyakit yang ditimbulkan. Misalnya saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri ada diare, gejala awalnya ada kondisi perut yang tidak enak gejala awalnya cukup biasa tetapi jika terlalu didiamkan akan membuat kondisi itu menjadi akut dan fatal. Maka dari itu, bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup banyak pada saat ini.
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organism atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organism lain. Kemampuan pathogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenisitas. Dan patogenesis disini adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer ( udara ) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Patogenesis Bakteri Patogen?
2. Bagaimana Proses Bakteri Dalam Menimbulkan Penyakit ?
3. Apa Saja Contoh – contoh Patogenesis Dari Beberapa bakteri ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Definisi Patogenesis Pada Bakteri
2. Proses Bakteri Menimbulkan Penyakit
3. Contoh – contoh Patogenesis Dari Beberapa bakteri





BAB II
PEMBAHASAN


A. Definisi Patogenesis


Gbr. arsitektur suatu sel bakteri yang khas
Patogen adalah materi atau organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada inang misalnya bakteri. Bakteri dapat merusak sistem pertahanan inang dimulai dari permukaan kulit, saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran urogenitalia. Sedangkan Patogenesis sendiri adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi merupakan invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit.
Kapasitas bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya. Dengan kriteria ini, bakteri dikelompokan menjadi 3, yaitu agen penyebab penyakit, patogen oportunistik, nonpatogen. Agen penyebab penyakit adalah bakteri patogen yang menyebabkan suatu penyakit (Salmonella spp.). Patogen oportunistik adalah bakteri yang berkemampuan sebagai patogen ketika mekanisme pertahanan inang diperlemah (contoh E. coli menginfeksi saluran urin ketika sistem pertahanan inang dikompromikan (diperlemah). Nonpatogen adalah bakteri yang tidak pernah menjadi patogen. Namun bakteri nonpatogen dapat menjadi patogen karena kemampuan adaptasi terhadap efek mematikan terapi modern seperti kemoterapi, imunoterapi, dan mekanisme resistensi. Bakteri tanah Serratia marcescens yang semula nonpatogen, berubah menjadi patogen yang menyebabkan pneumonia, infeksi saluran urin, dan bakteremia pada inang terkompromi.
Virulensi adalah ukuran patogenitas organisme. Tingkat virulensi berbanding lurus dengan kemampuan organisme menyebabkan penyakit. Tingkat virulensi dipengaruhi oleh jumlah bakteri, jalur masuk ke tubuh inang, mekanisme pertahanan inang, dan faktor virulensi bakteri. Secara eksperimental virulensi diukur dengan menentukan jumlah bakteri yang menyebabkan kematian, sakit, atau lesi dalam waktu yang ditentukan setelah introduksi.
Mikroba patogen diketahui memasuki inang melalui organ-organ tubuh antara lain :
1) Saluran pernapasan, melalui hidung dan mulut yang dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan seperti salesma, pneumonia, tuberculosis.
2) Saluran pencernaan melalui mulut yang dapat menyebabkan penyakit tifus, para tifus, disesntri, dll.
3) Kulit dan selaput lendir. Adanya luka mesekipun kecil dapat memungkinkan mikroba seperti staphylicoccus yang menyebabkan bisul.
4) Saluran urogenital
5) Darah
B. Proses Bakteri Dalam Menimbulkan Penyakit
a. Jalan Masuk Mikroorganisme Ke Tubuh Inang
Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernapasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
• Saluran pernapasan
Saluran pernapasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberculosis, dan cacar air.
• Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari – jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme pathogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida( HCL ) dan enzim – enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikroorganisme yang bertahan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya, demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan malalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari – jari tangan yang terkontaminasi.


Esherichia coli
• Kulit
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut rute parenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.
• Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolisme, menghidrolisis sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bakteri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dan membentuk plak gigi. Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak sangat tidak permeable terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akan melunakkan enamel gigi tepat plak tersebut melekat.
b. Kolonisasi
Tahap pertama dari infeksi mikroba adalah kolonisasi: pembentukan patogen di portal masuk yang tepat. Patogen biasanya menjajah jaringan inang yang berhubungan dengan lingkungan eksternal.
c. Kepatuhan spesifik Bakteri to Cell dan Jaringan Permukaan
Beberapa jenis pengamatan memberikan bukti tidak langsung untuk spesifisitas kepatuhan bakteri ke inang atau jaringan.
1. Tissue tropisme: bakteri tertentu diketahui memiliki preferensi yang jelas untuk jaringan tertentu atas orang lain.
2. Spesifisitas Spesies: bakteri patogen tertentu hanya menginfeksi spesies tertentu.
3. Genetik kekhususan dalam suatu spesies: strain tertentu atau ras dalam suatu spesies secara genetik kebal terhadap pathogen.
d. Mekanisme Kepatuhan to Cell atau Jaringan Permukaan
Mekanisme untuk kepatuhan mungkin melibatkan dua langkah:
1. Nonspesifik kepatuhan : lampiran reversibel bakteri untuk eukariotik permukaan (kadang-kadang disebut" docking)
2. kepatuhan Tertentu: lampiran permanen reversibel mikroorganisme ke permukaan (kadang-kadang disebut "penahan").
Situasi umum adalah bahwa lampiran lampiran reversibel mendahului ireversibel tetapi dalam beberapa kasus, situasi sebaliknya terjadi atau kepatuhan tertentu mungkin tidak akan pernah terjadi.
Kepatuhan nonspesifik melibatkan pasukan menarik spesifik yang memungkinkan pendekatan bakteri ke permukaan sel eukariotik. Kemungkinan interaksi dan pasukan yang terlibat adalah:
1) Interaksi hidrofobik
2) Atraksi elektrostatik
3) Atom dan molekul getaran yang dihasilkan dari dipol berfluktuasi frekuensi yang sama
4) Brown
5) Perekrutan dan menyaring oleh polimer biofilm berinteraksi dengan glycocalyx bakteri (kapsul)
Faktor yang mendasari Mekanisme Patogenisitas Bakteri adalah sebagai berikut :
1. Invasiveness adalah kemampuan untuk menyerang jaringan. Ini meliputi mekanisme untuk kolonisasi (kepatuhan dan multiplikasi awal), produksi zat ekstraselular yang memfasilitasi invasi (invasins) dan kemampuan untuk memotong atau mengatasi mekanisme pertahanan inang.
2. Toxigenesis adalah kemampuan bakteri untuk menghasilkan racun. Bakteri dapat menghasilkan dua jenis racun disebut exotoxins dan endotoksin.
a. Exotoxins adalah racun yang dilepaskan dari sel bakteri dan dapat bertindak di bagian jaringan yang menghapus situs pertumbuhan bakteri.
b. Endotoksin dapat dilepaskan dari pertumbuhan sel-sel bakteri hasil dari pertahanan inang efektif (misalnya lisozim) atau kegiatan antibiotik tertentu.
e. Kerentanan Inang
Kerentanan terhadap infeksi bakteri tergantung pada kondisi fisiologis dan imunologis inang dan virulensi bakteri. Pertahanan inang terhadap infeksi bakteri adalah mekanisme nonspesifik dan spesifik (antibodi). Mekanisme nonspesifik dilakukan oleh sel-sel neutrofil dan makrofag. Perkembangan imunitas spesifik seperti respons antibodi memerlukan waktu beberapa minggu. bakteri flora normal kulit dan permukaan mukosa juga memberi perlindungan terhadap kolonisasi bakteri patogen. Pada individu sehat, bakteri flora normal yang menembus ke tubuh dapat dimusnahkan oleh mekanisme humoral dan seluler inang. Contoh terbaik tentang kerentanan adalah AIDS, di mana limfosit helper CD4+ secara progresif berkurang 1/10 oleh virus imunodefisiensi (HIV). Mekanisme resistensi dipengaruhi oleh umur, defisiensi, dan genetik. Sistem pertahanan (baik spesifik maupun nonspesifik) orang lanjut usia berkurang. Sistem imun bayi belum berkembang, sehingga rentan terhadap infeksi bakteri patogen. Beberapa individu memiliki kelainan genetik dalam sistem pertahanan.
Resistensi inang dapat terkompromi oleh trauma dan penyakit lain yang diderita. Individu menjadi rentan terhadap infeksi oleh berbagai bakteri jika kulit atau mukosa melonggar atau rusak (terluka). Abnormalitas fungsi silia sel pernafasan mempermudah infeksi Pseudomonas aeruginosa galur mukoid. Prosedur medis seperti kateterisasi dan intubasi trakeal menyebabkan bakteri normal flora dapat masuk ke dalam tubuh melalui plastik. Oleh karena itu, prosedur pengantian plastik kateter rutin dilakukan setiap beberapa jam (72 jam untuk kateter intravena).
Banyak obat diproduksi dan dikembangkan untuk mengatasi infeksi bakteri. Agen antimikroba efektif melawan infeksi bakteri jika sistem imun dan fagosit inang turut bekerja. Namun terdapat efek samping penggunaan antibiotik, yaitu kemampuan difusi antibiotik ke organ nonsasaran (dapat mengganggu fungsi organ tersebut), kemampuan bertahan bakteri terhadap dosis rendah (meningkatkan resistensi), dan kapasitas beberapa organisme resisten terhadap multi-antibiotik.
C. Contoh patogenesis bakteri patogen
a. Bakteri pada Saluran Pencernaan
saluran pencernaan terdapat berbagai penyakit yang dapat terjadi. Salah satu penyebabnya adalah bakteri. Begitu banyak bakteri yang dapat menjangkit saluran pencernaan. Maka dari itu akan diperkenalkan bakteri-bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan.
1. Escherichia coli
a) Ciri-ciri:
• Berbentuk batang
• Bakteri gram negatif
• Tidak memiliki spora
• Memiliki pili
• Anaerobik fakultatif
• Suhu optimum 370C
• Flagella peritrikus
• Dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas
• Patogenik, menyebabkan infeksi saluran kemih
b) Habitat
Habitat utama Escherichia coli adalah dalam saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan juga pada hewan berdarah hangat. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat. Total bakteri ini sekitar 0,1% dari total bakteri dalam saluran usus dewasa.

c) Virulensi dan Infeksi
Penyebab diare dan Gastroenteritis (suatu peradangan pada saluran usus). Infeksi melalui konsumsi air atau makanan yang tidak bersih. Racunnya dapat menghancurkan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan dan dapat memasuki aliran darah dan berpindah ke ginjal dan hati. Menyebabkan perdarahan pada usus, yang dapat mematikan anak-anak dan orang tua. E. coli dapat menyebar ke makanan melalui konsumsi makanan dengan tangan kotor, khususnya setelah menggunakan kamar mandi. Solusi untuk penyebaran bakteri ini adalah mencuci tangan dengan sabun.
d) Patogenesis
Untuk Escherichia coli, penyakit yang sering ditimbulkan adalah diare. E. coli sendiri diklasifikasikan berdasarkan sifat virulensinya dan setiap grup klasifikasinya memiliki mekanisme penularan yang berbeda-beda. Contohnya :
• Coli Enteropatogenik (EPEC)
E. coli ini menyerang manusia khususnya pada bayi. EPEC melekatkan diri pada sel mukosa kecil. Faktor yang diperantarai oleh kromosom akan menimbulkan pelekatan yang kuat. Pada usus halus, bakteri ini akan membentuk koloni dan menyerang pili sehingga penyerapannya terganggu. Akibatnya adalah adanya diare cair yang biasanya sembuh diri tetapi dapat juga menjadi kronik. EPEC sedikit fimbria, ST dan LT toksin, tetapi EPEC menggunakan adhesin yang dikenal sebagai intimin untuk mengikat inang sel usus. Sel EPEC invasive (jika memasuki sel inang) dan menyebabkan radang.
• Coli Enteroagregatif (EAEC)
Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di Negara berkembang. Bakeri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel manusia. EAEC menproduksi hemolisin dan ST enterotoksin yang sama dengan ETEC.









Gambar 2. Patogenesis Escherichia coli
e) penularan
Penularan pada bakteri ini adalah dengan kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
- makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
- Tidak mencuci tangan dengna bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja yang terinfeksi, sehingga kontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
2. Salmonella sp.
1) Ciri-ciri:
• Batang gram negatif
• Terdapat tunggal
• Tidak berkapsul
• Tidak membentuk spora
• Peritrikus
• Aerobik, anaerobik fakultatif
• Patogenik, menyebabkan gastroenteritis




Gambar 5. Salmonella sp.
b) Habitat
Terdapat pada kolam renang yang belum diklorin, jika terkontaminasi melalui kulit,akan tumbuh dan berkembang pada saluran pencernaan manusia.

c) Infeksi
Masuk ke tubuh orang melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Penderita akan mengalami diare, sari makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus. Racun yang dihasilkan bakteri salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi wanita, bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran. Satwa yang bisa menularkan bakteri salmonella ini antara lain primata, iguana, ular, dan burung.

d) Patogenesis
– Menghasilkan toksin LT.
– Invasi ke sel mukosa usus halus.
– Tanpa berproliferasi dan tidak menghancurkan sel epitel.
– Bakteri ini langsung masuk ke lamina propria yang kemudian menyebabkan infiltrasi sel-sel radang.


e) Penularan
Melalui makanan yang erat kaitannya dengan perjamuan makanan. Terjadi sakit perut yang mendadak. Jadi, melalui kontar makanan yang terjangkit atau terkontaminasi bakteri.
3. Clostridium perfringens
a) Ciri-ciri:
• Batang gram positif
• Terdapat tunggal, barpasangan, dan dalam rantai
• Berkapsul
• Sporanya ovoid (melonjong), sentral sampai eksentrik
• Anaerobik
• Menghasilkan eksotoksin, menyebabkan kelemayuh (suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan keluarnya nanah)




Gambar 9. Clostridium perfringens
Spesies bakteri ini dibagi menjadi enam tipe, A sampai F, berdasarkan pada toksin-toksin yang secara antigenik berbeda, yang dihasilkan oleh setiap galur. Tipe A adalah galur yang menyebabkan keracunan makanan oleh perfingens. Peracunan disebabkan oleh sel-sel vegetatif pada waktu membentuk spora di rongga usus. Spora akan menghasilkan eksotoksin yang enterostatik sehingga menyebabkan penyakit.
b) Habitat
Bakteri ini tersebar luas di lingkungan dan sering terdapat di dalam usus manusia, hewan peliharaan dan hewan liar. Spora organisme ini dapat bertahan di tanah, endapan, dan tempat-tempat yang tercemar kotoran manusia atau hewan.
c) Infeksi dan virulensi
Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan ´perfringens´ yang merupakan istilah yang digunakan untuk keracunan makanan yang disebabkan oleh C. perfringens . Keracunan perfringens secara umum dicirikan dengan kram perut dan diare yang mulai terjadi 8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak C. perfringens penghasil toxin penyebab keracunan makanan. Keracunan perfringens didiagnosis dari gejala-gejalanya dan waktu dimulainya gejala yang agak lama setelah infeksi. Lamanya waktu antara infeksi dan timbulnya gejala merupakan ciri khas penyakit ini. Diagnosis dipastikan dengan memeriksa adanya racun dalam kotoran pasien. Konfirmasi secara bakteriologis juga dapat dilakukan apabila ditemukan sangat banyak bakteri penyebab penyakit di dalam makanan atau di dalam kotoran pasien.
Dalam sebagian besar kasus, penyebab sebenarnya dari keracunan oleh C. perfringens adalah perlakuan temperatur yang salah pada makanan yang telah disiapkan. Sejumlah kecil organisme ini seringkali muncul setelah makanan dimasak, dan berlipat ganda hingga tingkat yang dapat menyebabkan keracunan selama proses pendinginan dan penyimpanan makanan. Daging, produk daging, dan kaldu merupakan makanan-makanan yang paling sering terkontaminasi.
Keracunan perfringens paling sering terjadi dalam kondisi pemberian makan bersama (misalnya di sekolah, kantin, rumah sakit, rumah-rumah perawatan, penjara, dll.) di mana sejumlah besar makanan disiapkan beberapa jam sebelum disajikan.

d) Patogenesis
• Menghasilkan toksin LT
• Toksin merangsang enzim adenilat siklase pada dinding usus yang mengakibatkan bertambahnya konsentrasi cAMP sehingga hipersekresi air dan klorida dalam usus.
• Hal ini mengakibatkan reabsorpsi Na terhambat dan menyebabkan diare.
Peracunan disebabkan oleh sel-sel vegetatif pada waktu membentuk spora di rongga usus. Pengobatannya hanya menghilangkan gejala karena tidak ada pengobatan lain yang khusus.



Gambar 10. Patogenesis Clostridium perfringens
e) Penularan
Menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah dan tinja dimana makanan tersebut sebelumnya disimpan dengan cara yang memungkinkan kuman berkembangbiak.

b. Bakteri Patogen Saluran Urogenital
1. Treponema pallidum


a) Karakteristik
mikroorganisme ini halus, berpilin ketat dengan ujung meruncing dan terdiri dari 6 sampai 14 spiral; berukuran lebar 0,25 sampai 0,3 um dan panjang 6 sampat 15 um. Organisme ini dapat dikenali paling jelas pada suatu spesimen klinis yang berasal dari luka sifilitik stadium primer dan sekunder dibawah mikroskop medan gelap ; ini jelas terlihat dari bentuk spiral dan pergerakannya yang seperti putaran pembuka sumbat.
Treponema pallidum mempunyai membran luar, atau selongsong yang disebut periplas yang melingkungi komponen-komponen dalam sel (keseluruhannya disebut silinder protoplasma). Suatu filamen aksial, yang terdiri dari tiga sampai enam fibril, terletak diantara periplas dan silinder protoplasma.
T. pallidum yang virulen belum berhasil di biakkan secara in vitro. Galur-galur T.pallidum yang non virulen (tidak patogenik), seperti galur Reiter dan Noguchi, telah berhasil dibiakkan invitro dan menjadi sumber antigen untuk uji-uji diagnostik laboratoris.

b) Patogenitas
Sifilis disebabkan oleh bakteri yang disebut spiroketa. Penyebarannya tidak seluas gonorea, tetapi lebih menakutkan karena kerusakan yang mungkin ditimbulkannya lebih besar. Seperti gonorea, penyakit ini disebarkan melalui kontak langsung dengan luka-luka pada orang yang ada pada stadium menular. Spiroketa, seperti gonokokus, adalah mikrobe yang tidak tahan berada di luar tubuh manusia, sehingga kemungkinan tertulari dari benda mati sangat kecil.
Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh sewaktu terjadi hubungan kelamin melalui luka-luka goresan yang amat kecil pada epitel, dengan cara menembus selaput lendir yang utuh ataupun mungkin melalui kulit yang utuh lewat kantung rambut. Masa inkubasi sifilis berkisar 10-90 hari (rata-rata 21 hari) setelah infeksi. Bila tidak diobati, sifilis dapat timbul dalam beberapa stadium penyakit.
Sifilis berjangkit secara alamiah hanya pada manusia dan terutama ditularkan lewat hubungan kelamin atau dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya (sifilis bawaan atau sebelum lahir) lewat ari-ari. Pada kasus yang tidak diobati 25% di antara janin meninggal meninggal sebelum lahir 25-30% meninggal segera setela dilahirkan yang lain menunjukkan gejala komplikasi lanjut (misalnya menjadi tuli).Sejumlah besar treponema dalarn darah dan jaringan musnah selama sifilis sekunder. Penisilin adalah adalah antibiotik yang dipilih untuk pengobatan sifilis.



c) Diagnosa
Diagnosa sifilis biasanya dapat ditentukan dari gabungan informasi mengenai gejala, sejarah eksposi, dan uji darah yang positif atau dengan pemeriksaan mikroskop medan gelap.
Hasil positif pengamatan luka dengan mikroskop medan gelap (untuk sifat morfologis dan pergerakan spiroketa) adalah cara satu-satunya untuk membuat diagnosis sifilis primer yang pasti. Untuk sifilis sekunder juga, diagnosis yang pasti bergantung kepada pemeriksaan dengan mikroskop medan gelap terhadap eksudat dari luka basah pada kulit dan bukan pada mulut. (Rongga mulut mungkin banyak mengandung spiroketa yang bukan penyebab sifilis). Uji-uji serologis sifilis reaktif atau dapat diandalkan pada stadium kedua penyakit ini.
d) Epidimologi
Sejak 1962, kasus-kasus sifilis di Amerika Serikat yang dilaporkan bertambah setiap tahunnya sekurang-kurangnya 4,7%. Seperti gonorae, jumlah sifilis dini (kasus primer, sekunder dan laten dini) yang dilaporkan tidak merupakan indikasi insiden yang sebenamya, karena kebanyakan kasus tidak dilaporkan.
e) Pencegahan
Tidak ada vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan kondom sangat efektif. Untuk masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya.




2. Leptospira interoogans




a) Klasifikasi
Kingdom : Monera
Phylum : Spirochaetes
Class : Spirochaetes
Order : Spirochaetales
Family : Leptospiraceae
Genus : Leptospira
Species : Leptospira interoogans

b) Karakteristik
Ciri-ciri bakteri Leptospira antara lain berbentuk spiral, dapat hidup di air tawar selama satu bulan, bersifat patogen dan saprofitik. Spesies Leptospira yang mampu menyebabkan penyakit (patogen) bagi manusia adalah Leptospira interrogans.
Leptospirosis disebabkan bakteri pathogen berbentuk spiral termasuk genus Leptospira, famili leptospiraceae dan ordo spirochaetales. Spiroseta berbentuk bergulung-gulung tipis, motil, obligat, dan berkembang pelan secara anaerob. Setiap spesies leptospira terbagi menjadi puluhan serogrup dan terbagi lagi menjadi puluhan, bahkan ratusan serovar. Saat ini, Leptospira interrogans yang bersifat patogen telah dikenal lebih dari 200 serovar. Jasad renik ini biasanya hidup di dalam ginjal host dan dikeluarkan melalui air kencing (urin) saat berkemih. Host tersebut antara lain tikus, babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, kelelawar, tupai dan landak. Tikus sering menjadi host bagi berbagai serovar leptospira. Akan tetapi, Leptospirosis akan mati apabila masuk ke air laut, selokan, dan air kemih manusia.
Leptospira dapat menginfeksi sekurangnya 160 spesies mamalia diantaranya adalah tikus, babi, anjing, kucing, rakun, lembu, dan mamalia lainnya. Resevoar paling utama adalah binatang pengerat dan tikus adalah yang paling sering ditemukan di seluruh belahan dunia. Di Amerika yang paling utama adalah anjing, ternak, tikus, binatang buas dan kucing.

c) Penularan
Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Di Indonesia, penularan paling sering melalui binatang tikus. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui: permukaan kulit yang terluka, selaput lender mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi setitik urine tikus yang terinfeksi leptospira, kemudian dimakan dan diminum manusia. Urine tikus yang mengandung bibit penyakit leptospirosis dapat mencemari air di kamar mandi atau makanan yang tidak disimpan pada tempat yang aman.
Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama
penyebab leptospirosis. Beberapa jenis hewan lain seperti sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing dapat terserang leptospirosis, tetapi potensi hewan-hewan ini menularkan leptospirosis ke manusia tidak sehebat tikus.
Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien. Masa inkubasi leptospirosis adalah dua hingga 26 hari. Sekali berada di aliran darah, bakteri ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan khususnya hati dan ginjal. Saat kuman masuk ke ginjal akan melakukan migrasi ke interstitium, tubulus renal, dan tubular lumen menyebabkan nefritis interstitial dan nekrosis tubular. Ketika berlanjut menjadi gagal ginjal biasanya disebabkan karena kerusakan tubulus, hipovolemia karena dehidrasi dan peningkatan permeabilitas kapiler. Gangguan hati tampak nekrosis sentrilobular dengan proliferasi sel Kupffer, ikterus terjadi karena disfunsi hepatocellular. Leptospira juga dapat menginvasi otot skletal menyebabkan edema, vacuolisasi miofibril, dan nekrosis focal. Muscular Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat menyebabkan kebocoran cairan dan hipovolemi sirkulasi. Dalam kasus berat “disseminated vasculitic syndrome” akan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler. Gangguan paru adalah meknisme sekunder kerusakan pada alveolar and vaskular interstitial yang mengakibatkan hemoptu. Leptospira juga dapat menginvasi humor akuos mata yang dapat menetap dalam beberapa bulan, seringkali mengakibatkan uveitus kronis dan berulang. Meskipun kemungkinan dapat terjadi komplikasi yang berat tettapi lebih sering terjadi self limiting disease dan tidak fatal. Sejauh ini, respon imun siostemik dapat mengeliminasi kuman dari tubuh, tetapi dapat memicu reaksi gejala inflamasi yang dapat mengakibatkan “secondary end-organ injury”.

d) Gejala
Infeksi leptospirosis mempunyai manifestasi yang sangat bervariasi dan kadang asimtomatis (tanpa gejala), sehingga sering terjadi misdiagnosis. Hampir 15-40% penderita yang terpapar infeksi tidak mengalami gejala tetapi menunjukkan. serologi positif.
Pada leptospirosis umumnya terdapat riwayat terpapar hewan terinfeksi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Masa inkubasi berlangsung selama 7-12 hari, disusul fase leptospiremia selama 4-7 hari. Pada fase ini dijumpai gejala mirip flu (Flu Like Syndrome) berupa demam, menggigil, sakit kepala hebat, mual, muntah, nyeri otot (terutama betis, pinggang, atau punggung belakang). Kadang-kadang nyeri tenggorokan dan terdapat gejala paru berupa batuk, nyeri dada, maupun hemoptisis (batuk darah). Kemudian setelah fase ini, pasien masuk kedalam fase bebas / asimptomatik (gejala hilang) selama 2 hari. Lalu kemudian gejala akan muncul kembali, dan penderita masuk ke dalam fase imun, dimana telah timbul antibody, dan leptospira tidak ada di darah tetapi ada di ginjal, urine, dan aqueous humor. Fase ini biasanya berlangsung selama 4-30 hari, dimana gejalanya mirip fase awal, namun biasanya demam tidak setinggi fase awal, juga nyeri otot tak seberat fase pertama. Pada fase ini dapat dijumpai meningitis, uveitis, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta kelainan di paru-paru.
Terdapat varian leptospirosis yang lebih berat, yang biasanya disebut Weil Syndrome. Gejalanya adalah leptospirosis ditambah ikterus (mata kuning), perdarahan, gangguan jantung, paru, dan neurologik, serta mempunyai angka mortalitas yang tinggi. Penyebabnya adalah infeksi leptospira serovarian icterohemoragika / copenhagoni. Pada permulaan, penyakit berjalan seperti biasa, namun setelah 4-9 hari timbul ikterus, disfungsi hati dan ginjal, ikterus berwarna kemerahan (rubinic jaundice) dan memberi warna oranye pada kulit, kencing warna gelap, hepatomegali (pembesaran hati), peningkatan bilirubin dan alkali fosfatase, serta peningkatan ringan SGOT dan SGPT. Gangguan fungsi ginjal biasanya berlangsung pada minggu kedua, yang timbul sebagian akibat hipovolemia, dan penurunan perfusi ginjal yang kadang-kadang sampai memerlukan dialisis (cuci darah). Namun bila penyebab sudah teratasi, fungsi ginjal dapat pulih kembali.

e) Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk konfirmasi diagnosis dan mengetahui sejauh mana gangguan organ tubuh dan komplikasi yang terjadi.


1. Isolasi (pengambilan) kuman leptospira dari jaringan lunak atau cairan tubuh
penderita adalah standar kriteria baku. Urin adalah cairan tubuh yang palih baik untuk diperiksa karena kuman leptospira terdapat dalam urin sejak gejala awal penyakit dan akan menetap hingga minggu ke-3. Cairan tubuh lainnya yang mengandung leptospira adalah darah, cerebrospinal fluid (CSF) tetapi rentang peluang untuk ditemukan isolasi kuman sangat pendek
2. Jaringan hati, otot, kulit dan mata adalah sumber identifikasi penemuan kuman leptospira. Isolasi leptospira cenderung lebih sulit dan membutuhkan waktu diantaranya dalam hal referensi laboratorium dan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melengkapi identifikasi tersebut.
3. Spesimen serum akut dan serum konvalesen dapat digunakan untuk konfirmasi diagnosis. Tetapi, konfirmasi diagnosis ini lambat karena serum akut diambil saat 1-2 minggu setelah gejala awal timbul dan serum konvalesen diambil 2 minggu setelah itu. Antibodi antileptospira diperiksa menggunakan microscopic agglutination test(MAT).
4. Metoda laboratorium cepat dapat merupakan diagnosis yang cukup baik. Titer MAT tunggal sebesar 1:800 pada sera atau identifikasi spiroseta pada mikroskopi lapang gelap bila dikaitkan dengan manifestasi klinis yang khas akan cukup bermakna.
f) Pengobatan
Pengobatan awal memegang peranan penting; penggunaan pencilin dan streptomisin dianjurkan. Pengobatan tidak berguna bila terjadi kerusakan pada ginjal. Streptomisin pada dosis yang tinggi dapat mencegah “carrier”.
g) Pencegahan
Bila leptospirosis merupakan wabah maka pencegahan utama yang dilakukan adalah pengendalian tikus dan pencemaran air. Leptospira dapat bertahan dalam air yang bersifat basa selama beberapa hari, namun hanya dapat bertahan dalam sampah selama 12 jam; mikroorganisme ini sangat peka terhadap kering dan panas.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara vaksinasi. Perlindungan yang ditimbulkan kira-kira satu tahun.



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
1. Patogenesis adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi merupakan invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang
2. Bakteri dapat merusak sistem pertahanan inang dimulai dari permukaan kulit, saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran urogenitalia. Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernapasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
3. Untuk Escherichia coli, penyakit yang sering ditimbulkan adalah diare. E. coli sendiri diklasifikasikan berdasarkan sifat virulensinya dan setiap grup klasifikasinya memiliki mekanisme penularan yang berbeda-beda. Contohnya Coli Enteropatogenik (EPEC). E. coli ini menyerang manusia khususnya pada bayi. EPEC melekatkan diri pada sel mukosa kecil. Faktor yang diperantarai oleh kromosom akan menimbulkan pelekatan yang kuat. Pada usus halus, bakteri ini akan membentuk koloni dan menyerang pili sehingga penyerapannya terganggu. Akibatnya adalah adanya diare cair yang biasanya sembuh diri tetapi dapat juga menjadi kronik. EPEC sedikit fimbria, ST dan LT toksin, tetapi EPEC menggunakan adhesin yang dikenal sebagai intimin untuk mengikat inang sel usus. Sel EPEC invasive (jika memasuki sel inang) dan menyebabkan radang.
B. Saran
Bakteri makhluk kecil yang jarang kita sadari keberadaanya. Maka jika terjangkit salah satu penyakit dari bakteri kita jangan meremehkan gejala awal yang dialami karena umumnya gejala awalnya sangat biasa. Karena jika diremehkan bisa saja menjadi akut. Harus mengikuti tahap-tahap pencegahan yaitu dengan menjaga kebersihan diri.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2009. Jenis dan patogenesis Mikroorganisme penyebab diare.
www.scribd.com. (diakses tanggal 21 April 2012, Pkl. 13.00)
Pelczar Jr, Michael J. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi jilid 2 terjemahan. Jakarta : Universitas Indonesia.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2074655-patogenesis/ http://wanenoor.blogspot.com/2011/06/pengertian-patogenesis.html












POLUSI UDARA



Polusi adalah kontaminasi lingkungan hidup oleh kegiatan manusia yang dapat menyebabkan ketidak-nyamanan bagi kehidupan manusia dan lingkungan hidup disekitarnya atau mengakibatkan rusaknya lingkungan. Polusi dapat berupa bahan kimia atau energi, misalnya kebisingan, panas atau cahaya. Polutan (bahan polusi) secara alami dapat terbentuk di lingkungan sehari-hari, namun baru dikatan contaminan ketika bahan tersebut telah memberikan dampak bagi keseimbangan lingkungan.
Dalam menejemen lingkungan, dikenal istilah ‘pengendalian polusi’, yang berarti pengendalian bahan-bahan polutan yang di keluarkan atau dialirkan ke udara, air dan tanah. Tanpa sistem pengendalian tersebut, sisa-sisa produk yang digunakan manusia, sisa produksi industry, aktivitas pertanian, pertambangan, transportasi dan sumber-sumber lainnya akan terakumulasi dan berakibat pada turunnya kualitas lingkungan hidup umat manusia. Pada dasarnya, tindakan preventif dan peminimalan sampah adalah langkah yang lebih tepat daripada pengendalian polutan, bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati?!.
Bentuk utama dari polusi dapat dilihat di daftar polusi dan partikel polutan yang menyebabkannya, salah satu contohnya adalah polusi udara. Polusi udara adalah perubahan karakteristik alami atmosfer yang disebabkan oleh bahan kimia, zat-zat tertentu atau agen biologi. Di dalam atmosfer sangat kompleks, di sana terdapat sistem dinamis gas-gas yang menyokong keberlangsungan kehidupan di planet bumi. Berlubangnya ozon yang terdapat dilapisan stratosfer telah diketahui bahwa disebabkan oleh pencemaran udara, keadaan ini mengancam kesehatan umat manusia termasuk juga keberlangsungan ekosistem-ekosistem yang ada di muka bumi.
Sampai saat ini, polusi udara yang terjadi di seluruh dunia, bertanggung jawab atas kematian dalam jumlah yang sangat banyak dan juga kasus-kasus gangguan pernapasan. Ada banyak sekali sumber pencemaran udara, sumber emisi yang paling besar adalah dari pengoperasian mesin, utamanya mesin kendaraan bermotor. Gas-gas seperti karbon dioksidatelah diidentifikasi sebagai polutan oleh para ilmuan iklim, gas ini juga gas utama yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Meskipun karbon dioksida juga sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis, namun kadar yang berlebihan dapat membahayakan ekosistem di muka bumi.
Terdapat banyak substansi di udara yang mungkin dapat berakibat terganggunya kesehatan tumbuhan dan hewan, termasuk manusia, atau dapat mengurangi jarak pandang. Substansi-substansi tersebut timbul baik secara alami maupun karena aktiftas manusia. Substansi yang ditemukan secara tidak alami atau dalam jumlh yang lebih besar dari biasanya atau di temukan di tempat yang tidak semestinya dapat dikatagorikan sebagai polutan. Polutan dapat digolongkan menjadi polutan promer dan polutan sekunder. Polutan primer adalh substansi yang scerasa langsung dihasilkan dari suatu proses, misalnya erupsi vulkanik gunung berapi, atau karbon monoksida yang dikeluarkan oleh mesin motor yang telah using. Sedangkan polutan sekunder tidak diasilkan secara langsung, poutan sekunder ini terbentuk di udara ketika polutan primer bereaksi dengan zat lain atau ketika polutan primer memisah menjad komponen-komponen lain di udara. Contoh penting dari polutan sekunder adalah berlubangnya ozon, akibat reaksi ozon dengan polutan CFC, sehingga lapisan ozon tersebut menjadi berlubang, contoh lainnya adalah kabut asam.
Polusi udara selalu terkonsentrasi pada daerah metropolitan dengan penduduk yang padat, khusunya pada Negara berkembang dimana belum diterapkan regulasin tentang kualitas lingkungan. Bagaimanapun, daerah-daerah berpenduduk padat di Negara berkembang memiliki kualitas udara yang buruk bagi kesehatan. Teknologi dasar yang digunakan untuk menganalisis polusi udara, menggunakan berbagi model matematika guna memprediksi perpindahan polutan udara pada lapisan bawah atmosfer.
Efek rumah kaca adalah sebuah fenomena dimana gas rumah kaca menyebabkan terperangkapnya panas di antara permukaan tanah dan troposfer, hal ini mengakibatkan peningkatan suhu pada permukaan bumi dan udara di troposfer. Terdapat banyak campuran gasa yang menyokong terjadinya efek rumah kaca, gas penyusun udara terbesar di muka bumi berasal dari penguapan air. Gas rumah kaca yang lain meliputi metana, hidruflorokarbon, perflorokarbon, cloroflorokarbon, NOx, dan Ozon. Kebanyakan gas rumah kaca menandung karbon dan beberapa diantaranya berasal dari bahan bakar fosil.
Efek dari fenomena rumah kaca ini telah diketahui oleh para ilmuan semenjak sekitar seabad yang lalu, dan perkembangan teknologi telah membantu dalam meningkatkan kedalaman dan kelengkapan data tetang fenomena ini. Akhir-akhir ini para ilmuan sedang mempelajari pola perubahan komposisi gas rumah kaca baik dari prose salami ataupun yang diakibatkan oleh ulah manusia dal kaitannya dengan perubahan iklim.

Selasa, 24 April 2012

Mikroflora Memiliki Peran Penting dalam Penyakit Autoimun, Sebagian Baik, Sebagian Jahat

Saat mikroorganisme yang tepat bekerja, sel imun terlibat dalam pengembangan penyakit autoimun seperti psoriasis, sklerosis ganda, dan arthritis, dapat mengembangkan sifat anti pendarahan. Para ilmuan dari CharitÊ -- Universitätsmedizin Berlin dan Institute for Research in Biomedicine, Bellinzona, Switzerland, membuat penemuan ini.

“Ini bukan saja menunjukkan kalau komposisi mikroflora kita berperan penting dalam perkembangan penyakit kronis, namun juga kalau sel kunci penyebab penyakit dapat mengembangkan ‘kembaran’ anti-pendarahan,” jelas Dr. Christina Zielinski, pengarang perdana studi ini.

Penelitian mereka diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal ilmiah Nature.

Peneliti berusia 32 tahun dari Dermatology and Allergology Clinic di CharitĂŠ dan Berlin-Brandenburg School for Regenerative Therapies, dan koleganya menemukan sinyal dasar yang menyebabkan ya atau tidak sel imun anti pendarahan atau patogenik berkembang. Diketahui kemudian kalau interleukin 1b, salah satu hormon sistem kekebalan tubuh, bekerja seperti saklar molekuler. Keberadaannya melatih sel kekebalan saat autoimun terjadi agar berfungsi secara destruktif dan melepaskan zat duta pendarahan. Ketiadaannya, sebaliknya, memungkinkan sel kekebalan menjadi dewasa menjadi bagian anti pendarahan. Menariknya, mikroorganisme tubuh kita sendiri yang memutuskan apakah interleukin 1b dihasilkan dan karenanya modus apa yang dipilih.

Pengamatan ini mendorong para ilmuan untuk juga melihat pasien yang menderita kelebihan produksi interleukin 1b, yang merupakan kasus sindrom pendarahan auto (misalnya CAPS, Muckle-Wells, atau sindrom Schnitzler). Para pasien ini, khususnya anak-anak, menderita berbagai gejala seperti demam, arthritis, dan ruam kulit. Pengembangan pasti penyakit ini, walau begitu, masih belum dapat dijelaskan. Para peneliti menguji apakah terapi antibodi yang memblokir interleukin 1b dapat menghasilkan potensi anti-pendarahan dalam sel kekebalan. Faktanya, setelah pemberian terapi ini, sel kekebalan menghasilkan duta penghambat pendarahan. Mereka bahkan mengembangkan memori untuk melepaskan zat duta dalam periode waktu yang lama.

“Saya yakin kalau ketidakseimbangan dalam mikroflora mikroba kita memberi pengaruh pada perkembangan penyakit pendarahan kronis seperti reumatisme, Morbus Crohn, dan psoriasis. Organisme kita terdiri dari sepuluh kali lebih banyak sel mikroba daripada sel tubuh kita sendiri. Menjaga hal ini tetap seimbang bukan hal mudah. Interleukin 1b sekarang ternyata merupakan saklar molekuler penting yang dipakai mikroba untuk menentukan antara sehat atau sakit,” kata Dr. Christina Zielinski. Ia melihat potensi besar dalam terapi penyakit pendarahan dengan memblokir zat duta ini. Dibandingkan dengan terapi kekebalan lainnya, hal ini tidak memunculkan pelemahan sistem kekebalan, namun memungkinkan sel menjadi anti-pendarahan jika dibutuhkan, tanpa kehilangan kemampuannya melawan patogen berbahaya.

Minggu, 08 April 2012

Materi Kuliah Evolusi


BAB I
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI MAKHLUK HIDUP

Evolusi           : Suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.
Perubahan     : Menuju kearah yang semakin kompleknya struktur dan fungsi makhluk hidup dan semakin banyaknya ragam yang ada.

A.     FAHAM EVOLUSI MAKHLUK HIDUP MASA PRA DARWIN
Faham Evolusi sudah tercetus pada masa ± 400 tahun sebelum Masehi.Kenyataan bahwa makhluk hidup beraneka ragam dan mengalami perubahan, sudah teramati sejak lama, namun hal-hal ini tidak melahirkan konsep Evolusi seperti pada Charles Darwin.
Beberapa faham Evolusi Pra Darwin :
1.    PERMENIDES: Menyatakan bahwa ang teramati itu adalah suatu Ilusi.
2.    HERACLITUS : Menyatakan bahwa, dalam perjalanan hidupnya makhluk hidup selalu mengalami  proses yang Ajel (Tetap, konstan).
3.    EMPEDECLUS : Menyatakan bahwa, manusia dan juga binatang berasal dari bagian-bagian kepala  dan tangan yang terpisah-pisah, yang pada makhluk tertentu ketiganya tumbuh menjadi satu, sedang pada makhluk lain hanya kepala dan badan yang tumbuh, seperti ikan.
4.    ANAXIMANDER : (200 Tahun sebelum Masehi) menyatakan bahwa, Manusia berasal dari sejenis Makhluk Hidup yang menyerupai ikan.
5.    TEORI AUTOGENESIS : Dorongan Evolusinya dari dalam, lingkungan tidak berpengaruh.
6.    FAHAM FINALISME ATAU TELEFINALISME :Menitik beratkan pada tujuan akhir dengan kata lain bentuk akhir sudah tertentu. Makhluk Hidup berevolusi karena adanya kekuatan Transendes, namun kaum fonalis tidak dapat menjelaskan perubahan yang ditentukan oleh kekuatan tersebut.
7.    TEORI ORTHOGENESIS, NOMOGENESIS DAN ARISTOGENESIS
Ketiganya sejalan karena menganggap bahwa Makhluk Hidup berubah secara Evolutif, sedang penentu perubahan adalah “ GERM PLASMA”
Perbedaan dari ketiga faham itu diatas :
a.    ORTHOGENESIS : Menitik beratkan perkembangan makhluk hidup pada garis lurus, dengan perkataan lain terjadi perkembangan yang besar, semakin bervariasi, namun semuanya bertolak dari yang sudah ada.
b.    NOMOGENESIS : Perkembangan hanya berlangsung sesuai aturan tertentu, dimana setiap makhluk hidup ada aturan tertentu yang mengikat.
c.    ARISTOGENESIS : Menyatakan bahwa, perkembangan yang terjadi adalah perubahan menuju ke yang lebih baik.

        Para Paleontolog dan Anatomi tertarik pada Orthogenesis yang mengemukakan contoh semakin bervariasinya Cangkok Amomta.Juga perkembangan otak manusia.
Contoh Perkembangan yang merugikan : Magaloceros, rusa purba yang muncul pada masa Tersier yang kemudian punah pada Pleistosen.
Diduga adalah karena tanduknya yang besar luar biasa, yang semula tidak …..
Disebut juga Orthodeleksi karena makhluk tersebut mengalami spesialisasi yang berlebihan.
     Kegagalan eteori-teori Evolusi yang terdahulu, karena tidak dapat menjelaskan proses adaptasi makhluk hidup dalam lingkungannya, juga mekanisme interaksi lingkungannya dengan teori evolusi.
Berikut disampaikan tokoh dan peristiwa yang ada kaitannya dengan evolusi, baik mendukung secara langsung, maupun yang dipandang dapat melahirkan teori evolusi.
1.    Cardius Linnaeus, pernah menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup itu diciptakan dan tetap.
2.    Erasmus Darwin, bahwa makhluk hidup berasal dari asal mula yang sama.
3.    Jean Baptiste Lamarck, Evolusi karena adaptasi dengan lingkungan. Teori “ Use and Disose”
4.    Thomas Robert Waltheus, adanya perjuangan  untuk hidup karena kenaikan produksi makanan sebagai deret hitung, sedang jumlah penduduk sebagai deret ukur.
5.    George Cuvier, Evolusi tidak pernah terjadi, segala sesuatu yang ada dibumi ini adalah berasal dari proses penciptaan.
Species itu tetap dan tidak pernah terjadi.
6.    Charles Lyell (Principle of Geology), menyatakan bahwa terjadinya strata lapisan bumi yang mengandung fosil itu, tidak karena terjadinya bencana alam seperti yang disebt Cuvier tetap berlansung sedikit demi sedikit seperti yang telah dialami dewasa ini.

B.     EVOLUSI MAKHLUK HIDUP MENURUT CHARLES DARWIN
-       Pra Darwin : Cenderung hanya bersifat gagasan, tidak menyangkut bagaimana Evolusi itu berlangsung dan kemana arah evolusi tersebut.
-       27 Desember 1831 (22 tahun) Playmouth → Ked. Galapagos. → 1836
-       Pada 1859 buku Charles Darwin, “On The Origin Of Species By Means  OfNatural Selection On The Preservation Of Fafoured Raced In The Struggle For Life”.
-       Alfred Wallace → Asia Tenggara
-       Gagasan Charles Darwin dan Alfred Wallace, tentang teori di tandai atas 3 Observasi dan 2 kesimpulan :
Observasi 1      : Bila tidak ada tekanan dari lingkungannya, makhluk hidup  cenderung untuk memperbanyak diri seperti deret ukur.
Observasi 2      : Dalam kondisi lapangan, meskipun anggota populasi sering berubah dalam jangka waktu yang panjang, besarnya populasi adalah tetap.
Kesimpulan 1    : Tidak semua telur dan sperma dapat menjadi Zigot, tidak semua zigot menjadi dewasa.
                          Tidak semua Makhluk Hidup dewasa dapat bertahan dan mengadakan reproduksi, untuk dapat bertahan perlu adanya perjuangan.
Kesimpulan 2    : Tidak semua anggota suatu species adalah sama, dengan kata lain terjadi variasi dalam species.
Kesimpulan 3    : Dalam perjuangan untuk hidup varian-varian yang lebih baik akan menikmati hasil kompetisi terhadap varian lain. Varian tersebut akan berkembang menjadi lebih banyak secara proposional dan akan mempunyai keturunan secara proposional pula.
        Gagasan Evolusi yang di cetuskan Charles Darwin diilhami oleh beberapa pendahulunya :
a.    Erasmus Darwin dalam “Zoonomia”, menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari asa mula yang sama dan bahwa respon fungsional diwariskan pada keturunanya.
b.    Thomas Robert Malthus, Perjuangan untuk hidup.
c.    Charles Lyell, Variasi karena pengaruh alam
d.    Jean Baptiste Lamarck, diwariskannya sifat yang di dapat
Pada dasarnya teori Darwin dapat dibedakan atas 2 hal pokok :
-       Konsep tentang perubahan Evolutif dan,
-       Konsep mengenai seleksi alam
Dalam Hal ini Darwin menolak pendapat bahwa Makhluk hidup adalah produk ciptaan yang tak dapat berubah.
Makhluk hidup yang ada sekarang adalah produk dari perubahan sedikit demi sedikit dari nenek moyang/ dari makhluk awal yang berbeda dengan yang sekarang.Selanjutnya seleksi alam menuntun terjadinya perubahan tersebut.Konsep perubahan secara Evolusi dari Makhluk Hidup merupakan kesimpulan Darwin dari adanya fosil-fosil yang ditemukan waktu itu, permulaan abad 19.
Di samping itu Darwin juga melakukan Inferensi Don, melihat kemiripan struktur dasar pada makhluk hidup yang ada sekarang ini.
Pada Ekstemitas depan berbagai mamalia terlihat adanya tata susunan yang serupa (Homologi) → kuda, sapi, paus, kelelawar, manusia.
Ada kemungkinan yang dijumpai adalah bentuk-bentuk tereduksi (sisa) dan tidak fungsional.
-       Embryologi perbandingan : mengapa embrio manusia insang dan ekor tumbuh baik untuk kemudian lenyap.
-       Mengenai konsep seleksi alam, Darwin mengacu pada adanya beberapa variasi yang terjadi karena domestikasi , baik yang menyangkut binatang maupun tanaman. Contoh : burung merpati
Pada seleksi alam , species yang menghasilkan yang menghasilkan keturunan tersuburlah yang dapat terus melangsungkan hidupnya.
Burung Finch di kepulauan Galapagos, jumlahnya 14 spesies, kemungkinan berasal dari daratan Amerika Selatan.
Perbedaan spesies terjadi karena pengaruh keadaan Lingkungan yang berbeda.
Galapagos terdiri dari 15 Pulau yang tidak pernah bersatu dengan keadaan yang berbeda pula. Tidak terjadi migrasi antar burung Finch dari satu pulau kepulau lain , memyebabkannya “timbulnya” berbagai species seperti disaksikan dan diduga oleh Darwin.

Dari 14 Species tersebut :
-       Satu kelompok yang terdiri dari 6 spesies, yang terutama hidup ditanah, beberapa di antaranya hidup dari biji-bijian (ada yang hidup dari biji besar dan ada yang dari biji kecil), sedang sebagian hidup dari bunga kaktus.
-       Satu kelompok yang terdiri dari 6 spesies, yang terutama hidup di pepohonan : ada yang hidup dari tumbuhan ada yang hidup dari insekta, dibedakan pula dari besarnya mangsa dan cara menangkap mangsanya.
-       Satu kelompok terdiri dari 2 species, yang perubahannya besar sekali sehingga tidak lagi digolongkan pada kelompoh Finch.
-       Satu kelompok lagi terdiri dari 1 species.

C.     TANTANGAN TERHADAP TEORI DARWIN DAN TANTANGAN YANG BERKEMBANG
-       Teori Charles Darwin telah berhasil mendobrak jalan fikiran para ahli Biologi pada pertengahan abad 19, dan membawa dampak yang luas dalam kehidupan.
-       “Origin Of Species, di anggap sebagai gagasan yang berisikan ungkapan yang menentang adanya ciptaan khusus, berarti melawan kaidah agama.
-       Sesungguhnya “asal mula species” akan mengalami nasib yang sama dengan teori Biogenesis, yang pada akhirnya hanya dapat menyatakan bahwa species yang ada berasal dari species sebelumnya, tanpa sampai menelaah asal mula yang pertama. Paling jauh Darwin hanya menyatakan bahwa ada yang disebut sebagai leluhur yang sama.
1.   Tantangan dari ahli kemasyarakatan, disebabkan karena “seleksi alam”, dan kemampuan bertahan pada ras yang cocok dengan alam merupakan konsekuensi  dari ungkapan tersebut, yaitu “ Kemampuan bertahan bagi yang paling kuat.
2.    Dari aspek agama, Uskup dari Oxpord, Samuel Wil Borforce, menyatakan bahwa yang berhak menentukan asal usul makhluk hidup hanyalah kitab suci.
3.    Dari para ahli Biologi :
-     Mereka mempertanyakan tentang pengertian species dalam “ Origin Of Species”, perbedaan species lebih ditekankan pada perbedaan Morfologik dan eko Geografik.
-     Sumber asal mula species yang pertama.
-     Kekuatan yang menyeleksi dalam “ seleksi alam”
-     Mekanisme terjadinya seleksi,
-     Peranan kebetulan.
Judul buku Charles Darwin yang asli : “ On The Origin Of Species By Means  Of Natural Selection On The Preservation Of Fafoured Raced In The Struggle For Life”. Diterbitkan oleh J. Murray, London Tahun 1859.
-       Perhatian Charles Darwin pertama-tama ditujukan pada apa yang dijumpainya disekitarnya termasuk masalah domestikasi , adanya variasi.
-       Variasi dalam domestikasi kemudian di ankat dalam teorinya dengan ungkapan “Seleksi alam”  setelah dipadu dengan variasi yang terjadi di alam .
-       Domestikasi anjing memperoleh 110 jenis, bila diurut balik anjing anjing berasal dari serigala : Tomarctus, ± 15 juta tahun yang lalu.
-       Berikut yang dianggap penting oleh Charles Darwin adalah apa yang disebut “Perjuangan untuk dapat mempertahankan eksistensinya “ , suatu perjuangan untuk hidup.
-       Masalah Hibrid juga sudah disinggung dengan pengertian yang terbatas, Darwin belum mengenal Genetika. (Berkaitan dengan hobinya : Domestikasi, Hibrid hasil domestikasi , sterilitas hybrid).
-       Pengaruh Charles Lyell terlihat dari apa yang di paparkan tentang pentingnya catatan Geologik.
-       Bukti Evolusi mengenai Embriologi, perbandingan telah disinggung pula dalam bukunya, juga masalah morfologi dan organ-organ Rudimenter.
Apa yang disebut diatas adalah komponen-komponen penting yang dikemukakan Hari, merupakan kunci untuk memberi interpretasi  tentangterjadinya Evolusi makhluk hidup. Adalah benar bahwa Charles Darwin, dalam bukunya tidak menjelaskan dengan jelas karena kurangnya factor yang mendukung, namun ia sudah membuat rintisan dan memasang rambu-rambu, untuk melahirkan gagasan baru yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan secara penuh. Sekarang ini konflik antara agama dan faham evolusi tidak lagi setajam pada abad 19, paling tidak sepanjang tidak membicarakan evolusi manusia orang awampun dapat memahami.
Kalau Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya hanya terbatas pada evolusi Makhluk hidup Teilhard De Chardin 1881-1955, mempunyai pandangan tentang evolusi yang berbeda.
Ia membagi evolusi menjadi beberapa fase :
-       Fase Geosfera : Menyangkut Evolusi bumi dan alam semesta.
-       Fase Biosfera : Menyangkut perkembangan Makhluk hidup secara evolutif.
-       Fase Noosfera : menyangkut perkembangan  Evolusi manusia . tidak secara fisik semata, namun perkembangan fikiran yang disebutnya evolusi perkembangan kesadaran batin.
Karena perkembangan Ilmu Pengetahuan yang pesat, maka evolusi secara biologi di bantu dan pemahaman secara kimia dan fisika, sedang kuantifikasi gejala digunakan matematika.
Contohnya : Penetapan species melalui Immunogenetics.
Lainnya : Untuk melihat kekerabatan, membedakan species melalui Immunogenetics, namun menggunakan prinsip fisika-kimia.
(Proses Elektroporensis)
Suatu idea yang disodorkan oleh ahli biologi Garret Hardin tampak dapat diterapkan sebagai dasar untuk memperjelas teori seleksi alam yang dikemukakan oleh Darwin. Dalam bukunya “The Tragedy Of The Common”, ide yang dikemukakan ialah bahwa semua yang menjadi milik umum tersedia bagi semua individu dan akan di eksploitasi semaksimal mungkin oleh masing-masing individu.
Hal tersebut dapat terjadi di alam terutama pada hewan-hewan yang hidup berkelompok. Apabila hewan-hewan tersebut selalu bersama-sama mendatangi tempat yang sama dalam mencari makannya, maka berlaku ide hak dia dan hewan-hewan yang mampu bertahan dalam kondisi makanan yang terbataslah yang dapat melangsungkan kehidupannya dengan kata lain akan terseleksi oleh alam melalui kompetisi yang terjadi antara individu dalam kelompok untuk memperoleh makanan.

D.     HUKUM-HUKUM YANG MELATARBELAKANGI TERJADINYA “FAVOURED RACES”
-       Pengalaman + Observasi + Buku Lyell + teori R. Malthus membantu Darwin dalam menyusun Hipotesisnya tentang Evolusi Darwin, ; Bahwa species baru muncul melalui seleksi alam.
-       Dua diantara asumsi yang mendasari Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :
(1)  Meskipun Makhluk Hidup cenderung berproduksi dalam jumlah yang besar  tetapi dari beberapa spesies jumlahnya secara keseluruhan selalu tetap sama.
(2)  Pada setiap spesies selalu terjadi variasi-variasi tertentu akan membantu anggota spesies tersebut dapat tertahan dalam tipe lingkungan tertentu, sementara variasi yang lain tidak dapat bertahan.
-       Darwin mengemukakan bahwa, makhluk hidup dengan variasi yang menguntungkan akan mempunyai kemungkinan yang besar untuk bertahan dan berproduksi demikian pula bila sebaliknya.
-       Mereka yang dapat bertahan meneruska variasi tersebut kepada keturunannya.
Variasi yang menguntungkan tersebut akan berakumulasi selama periode waktu tertentu.
-       Apabila terjadi demikian maka akan muncul makhluk hidup yang berbeda dengan anggota species semula atau nenek moyangnya, yang cocok dengan keadaan lingkungannya sehingga muncul apa yang disebut dengan “ Spesies kesayangan (Favoured Races)
-       Terjadinya “Favoured Races” tersebut tidak dapat dipisahkan dari prinsip “Use and Disuse”, yang di kemukakan  Lamarack.
Lamarack berasumsi bahwa bagian tubuh yang dipergunakan berlebihan akan berkembang dari meluas sebaliknya, yang sedikit atau tidak dipergunakan akan menjadi kecil atau malahan menghilang.
-       Darwin berbeda dengan Lamarck tentang terjadinya Favoured Races :
Contoh : Bakteri yang resisten terhadap penicillin.
Keterangan :
a.    Menurut Darwin
b.    Menurut Lamarck
-       Contoh lain terjadinya 14 species burung Finch di kepulauan Galapagos.
-       Mendapatkan Favoured Races = bibit unggul oleh manusia melalui penyilangan.
BAB II
HUKUM HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN EVOLUTIF MAKHLUK HIDUP

Pengantar
            Evolutif ialah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakai waktu yang lama, merupakan perubahan kumulatif dalam frekuensi Alela, Teori Evolusi adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta (kenyataan).
Yang di anggap sebagai pencetus ide Evolusi adalah Charles Darwin, yang diilhami oleh :
1.    Jean Baptiste Lamarck (1744-1829) yang menuangkan idenya dalam : Zoological Philosopy.
2.    Sir Charles Lyell (1797-1875) yang tertuang dalam bukunya : “Priciples of Geology”
3.    Thomas Robert Malthus dengan bukunya : “ Essay On The Principles of Population As At Affect The Future Improvement Of Mankind”.
Dalam perkembangan selanjutnya, teori evolusi dapat dijelaskan latar belakangnya berdasarhan hukum-hukum yang dikemukakan oleh :
1.    Johann Gregor Mendel (1865) mengemukakan adanya faktor dalam, yang selanjutnya disebut sebagai faktor Herediter, faktor yang diturunkan  kemudian juga disebut Gen.
2.    Hugo De Uries (1886), mengemukakan tentang mutasi, suatu perubahan yang bersifat kekal.
3.    Hardy dan Weiaberg (1908), mengemukakan hukum mengenai frekuensi Gen.

A.   HUKUM HUKUM YANG MELATAR BELAKANGI SPESIASI
-       Dari buku “The Origin of Species”, timbul pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab, mengapa pada makhluk hidup terdapat variasi-variasi dan bagaimana variasi itu terjadi?
-       Mula-mula orang berpendapat bahwa pewarisan sifat dari indung kepada keturunanya adalah melalui darah. Barulah kemudian dengan mengungkap kembali Hk Mendel akhirnya dapat dipergunakan untuk memaparkan mekanisme perubahan yang diwariskan guna melengkapi pembicaraan tentang Evolusi.
-       Informasi genetik selalu berpasangan : Homozigot atau Heterozigot.
Informasi genetik ini merupakan salah satu faktor penentu sifat ataupun ciri fisik yang tampak pada organisme, karena fenotif merupakan interaksi antara genotif dengan lingkungannya.
F = G + L

Dimana :         F = Fenotif
                                                           G = Genotif
                                                           L = Lingkungan
     
Apabila G berubah atau L berubah, atau kedua-duanya berubah maka akan terjadi perubahan pada F, perubahan-perubahan itulah yang menyebabkan terjadinya variasi-variasi. Ada yang langsung sebagai ekspedisi Gen, ada yang tidak.
-       Variasi-variasi yang terjadi tidak diturunkan pada keturunannya, tetapi yang diturunkan adalah kemampuan membentuk berbagai type sebagai hasil respon Gen yang sama terhadap lingkungan yang berbeda.
-       Variasi-variasi yang ada tidak memisahkan dua populasi menjadi dua species selama masih dimungkinkan adanya pertukaran Gen antara populasi tersebut. Jadi variasi belum tentu menyebabkan terjadinya spesiasi.
-          Sehingga dapat dikatakan bahwa evolusi adalah proses perubahan variasi diantara individu dalam kelompok yg dapat melakukan interbreeding menjadi variasi antara kelompok dalam dimensi waktu dan ruang.
-          Apabila perbandingan genotip dalam populasi, dapat dinyatakan bahwa prekuensi gen populasi tersebut dalam keadaan seimbang, dengan lain perkataan proses evolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan kumulatif frekuensi alela pada populasi sejalan dengan waktu.di dukung oleh HK. HARDY-WEINBERG yang menyatakan frekuensi GEN / ALELA pada populasi, dari generasi ke generasi adalah konstan, dalam kondisi yang ideal yaitu tidak ada mutasi GEN, rekomendasi GEN , hilang nya GEN ( GENETIC DRAFT ), maupun alur GEN ( GEN FLOW ), seleksi alam. Hal-hal tersebut di atas adalah beberapa factor yang berperan terhadap perubahan frekuensi ALELA.


1.    MUTASI
-       asal mulavarialibitas genetic adalah mutasi
-       penyebabnya : dari luar atau dari dalam misalnya “  kesalahan “    selama   replikasi
-       mutasi bersifat acak dengan berbagai  efek :  merugikan  ( fatal ),   netral  atau menguntungkan . mutasi  yang terakhir ini yang menguntukan berperan dalam proses  evolusi, yang   oleh  HUGO DE URIES  di  sebut  mutasi  kecil  ( Point Motation ), karnahal  inilah  yang  menyebabkan  terjadinya  perubahanyang di wariskan kepada keturunannya.
-       pada dasarnya ada 2 jenis mutasi :

a)    MUTASI KECIL : adanya subtitusi beberapa pasangan dalam molekul DNA.
b)    MUTASI : Perubahan kromosomal menyangkut ribuan pasang nuleotida.
-       Kecepatan mutasi adalah sangat kecil. Kecepatan satu dalam seribu pergenerasi adalah jarang terjadi kecepatan tersebut.cukup dapat menimbulkan variabilitas.

1.    REKOMENDASI SEKSUAL
-       Pada populasi makhluk hidup yang melakukan reproduksi secara aseksual, tidak ada kombinasi materi genetic dan individu yg berbeda. Sehingga akan selalu menghasilkan individu baru yg identik dengan induknya, bila tiak terjadi mutasi GEN
-       Lain  halnya  dengan   organisme   yang   melakukan   reproduksi   seksual. Keturunan  yang  dihasilkan  dapat  berbeda     dengan   induknya   karena selama  elosis   kromosom  berlangsung  secara  acak dan   juga  pd  saat fertilisasi  terjadi  penggabungan  materi genetic dari dua sel yang berbeda yaitu sel telur dan sperma.
-       Dengan demikian rekomendasi seksual dapat member peluang yang besar untuk terjadinya variabilitas yang berpengaruh pada potensi evolutif populasi.
2.    GENETIC DRIFT
-       Genetic drift adalah lepasnya frekuensi ALELA secara kebetulan. Hal ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil.
-       Genetic drift selalu mempengaruhi frekuensi, ALELA pada beberapa tkt. tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi yang berukuran besar.
-       KLarena mempengaruhi frekuensi ALELA, maka “GENETIC DRIFT’’ merupakan agensia evolatif yg tidak dapat diabaikan peranan nya. Peristiwa spesiasi.
3.    GEN FLOW ( ALUR GENA ) IMIGRASI GEN
-       Umumnya anggota populasi yang sudah mantap biasanya terjadi perkawinan dengan imigrasi dari populasi di dekatnya dari spesies yg sama. Bila imigran dari populasi lan dating dengan lungkang gen yang berbeda, masuklah gen-gen baru. Fenomena ini disebut imigrasi gen = GEN FLOW.
Pada tumbuhan, imigrasi gen memainkan peranan penting.( PERISTIWA HIBRIDASI ).

B.   HUKUM-HUKUM YANG MELATARBELAKANGI SELEKSI ALAM.
-       Pemikiran DARWIN menyatakan bahwa  bentuk makhluk hidup dengan struktur baru, yang disebut sebagai bentuk modern, adalah  diperoleh oleh makhluk hidup tadi dari warisan  sifat   Makhluk hidup yang telah  ada  sebelum  tetap  dengan suatu modifikasi, jadi setiap jenis atau spesies Makhluk hidup   itu mempunyai nenek moyang Modifikasi struktur tubuh Makhluk hidup terjadi tidak secara langsung, tetapi di wariskan kepada keturunan nya. Individu yg mempunyai kecocokan yang lebih besar dengan lingkungan nya berperan sebagai penyeleksi terhadap kelestarian Makhluk  Hidup  dari generasi  ke  generasi, sehingga  kemudian  disebut   dengan istilah seleksi alam.
-       Pengertian seleksi alam menurut DARWIN dapat di deskripsikan sebagai berikut :
1)    Di alam, individu-individu berbeda dengan sesamanya
2)    Perbedaan ini meskipun hanya sebagian kecil saja, ditentukan oleh factor yg diteruskan melalui pewarisan sifat dan
3)    Kapanpun perbedaan-perbedaan ini menyangkut ketahanan, yaitu keberhasilan bertahan sampai usia reproduksi, sehingga Makhluk hidup mampu memberikan keturunan.
-       Teori DARWIN tentang evolusi melalui seleksi alam di dasarkan pada dua fakta sederhana yaitu :
a)    Adanya variabilitas
b)    Kesamaan antara induk dan keturunan nya,
Dan satu kesimpulan bahwa variasi- variasi yang ada mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan Makhluk hidup untuk bertahan dan bereproduksi.
-       Perubahan populasi akibat seleksi :

a)    SELEKSI STABILISASI
Hasil seleksi  menunjukan  bahwa variabilitasi terjadi di sekitar “MEAN ‘’ tetapi  tidak merubah letak “MEAN’’ dalam distribusi fenotip tersebut.
contoh : penyebaran populasi tikus berkaki putih. Sebadian  besar tikus dalam populasi itu mempunyai ekor mendekati rata - rata. Tikus dengan ekor  sangat  panjang  dan  ekor  sangan pendek hanya  sebagian kecil (TERSINGKIR ).

b)    DIRECTIONAL SELECTION ( SELEKSI MENGARAH ) 
Hasil  seleksi  menunjukan  bahwa mean populasi  bergeser  kearah  yg  lebih besar, tetapi tinggi puncak tetap.
contoh : percobaan ratusan ekor B. betul aria bersayap cerah  dan  bersayap gelap di desa dan di kota. Biston bentuk aria bersayap cerah banyak dipedesaan yang tidak terpolusi oleh industry. Sedangkan yg bersayap gelap banyak di daerah industry yang terpopulasi oleh asap industry.
Description: C:\Documents and Settings\Y a a h o o ! !\Local Settings\Temporary Internet Files\Content.Word\Copy of IMG_0007.jpg
c)    DISROFTIV SELEKSI
Terjadi dua puncak pada sebagian hasil seleksi, contoh : di beberapa tempat di afrka terdapat 3 spesies kupu-kupu yg tidak enak di makan yg berbeda. Betina dari kupu-kupu berekor gunting tertentu yang enak di makan ( Papiliu Dardanus ) meniru satu model, sedangkan yang lain meniru model lainnya. Populasi tunggal tersebu telah terpecah menjadi 3 tipe yg berbeda-beda.
-       Dalam hipotesisnya yg ke4, CHARLES LYLELL menyatakan bahwa kekuatan alam saat ini maupun pada masa lampau mempengaruh yg sama. Bertolak dari hipotesis tersebut. Jelas bahwa tidak selamanya lingkungan makhluk hidup itu tetap. Selalu akan mengalami perubahan.
-       Mengingat bahwa lingkungan berperan sebagai penyeleksi terhadap kelestarian makhluk hidup, maka terjadinya perubahan tersebut. Merupakan factor yang tidak dapat di abaikan apabila kita membicarakan mekanisme evolusi melalui seleksi alam.
-       Seleksi alam DARWIN sebagai mekanisme evolusi di dasarkan pd beberapa ide, 2 diantaranya :
1)    Makhluk Hidup yang dilahirkan jauh lebih banyak dari pada makhluk hidup yg dapat bertahan pada keadaan lngkungan dengan makanan terbatas.
2)    Ketersediaan kebutuhan hidup yg terbatas mengakibatkan terjadinya kompetisi di antara Makhluk hidup kompetisi terjadi sangat hebat di antara individu-individu yg sama jenisnya, karena mereka mempunyai keperluan / kebutuhan hidup yg sama atau hamper sama.
-       Grafik pertumbuhan populasi & produksi makanan
Description: C:\Documents and Settings\Y a a h o o ! !\Local Settings\Temporary Internet Files\Content.Word\Copy of IMG_0008.jpg



BAB III
TINJAUAN DAN KAJIAN
SECARA MONO, INTER DAN MULTIDISIPLINER
PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP
MONODISIPLINER ( MASA DARWIN ) : Bertitik tolak pada cabang-cabang biologi : Anatomi, Morfologi, Komparatif, Fisiologi komparatif, Cmbryologi, dan Palaeontologi.
INTERDISIPLINER ( SETELAH GENETIKA BERKEMBANG ): Mnyangkut masalah kromosom, gen, ADN, fisika, kimia, biokimia, biofisika.
MULTIDISIPLINER: memperhitungkan factor luar seperti : Geografi, Geologi, dan Teknologi yang berkembang.
Dengan kajian inter dan multidisipliner, maka EVOLUSI : mekanismenya, bagaimana itu terjadi, mengapa terjadi evolusi, mengapa perubahan itu terjadi ? bahkan : kapan dan dimana, mengapa tidak disembarang tempat dan waktu evolusi itu terjadi.
1.    TEORI TENTANG TERJADINYA MAKHLUK PERTAMA
1.  TEORI ABIOGENESIS / GENERATIO SPONTANEA.
2.  TEORI BIOGENESIS, OMNEVIVUM, EX VIVUM, DAN OMNE VIVUM EX DUO. TIDAK MENJAWAB ASAL MULA MAKHLUK PERTAMA.
3.  TEORI COSMOZOIE :
Makhluk Hidup berasal dari “spora’’ kehidupan yang berasal dari luar angkasa bumi.
Teori ini tidak dapat diterima.
4.  TEORI NATURALISTIK
Di sebut juga teori NEOBIOGENESIS : makhluk hidup pertama di bumi terbentuk melalui tahapan-tahapan tertentu dari molekul-molekul : CH, NH, H dan HO. ( teori A.I OPARIN ).
a)    Tahap Pertama
CH, NH, H dan HO saling bereaksi dengan bantuan energi dari angkasa luar maupun dari dalam perut bumi.
b)    Tahap Kedua
Reaksi membentuk senyawa organik :
-       MONOSAKARIDA
-       GLISEROL DAN ASAM LEMAK
-       ASAM AMINO
-       DURIN
-       DIRIMIDIN
c)    Tahap Ke Tiga
Terjadi reaksi lanjutan
Monosakarida + monosakarida                                         Dulisakarida
Asam Lemak + Gliserol                                                     Lemak
Durin + Dirimidin + Asam Pospat                                      Nukleotida
Nukleotida + Nukleotida                                                     Asam Nukleat
d)    Tahap Ke Empat :
      Reaksi lanjutan dari tahap ke tiga :
Asam nukleat + protein                                                       Nukleoprotein
e)    Tahap Ke Lima :
Nukleoprotein                   mendapat selubung bahan organic dan terjadi protovirus atau sel awal.
      Produk akhir ini mampu mengadakan sintetis, pertumbuhan, perkembangan,
      pengembalian internal dan melakukan fermentasi.
f)     Tahap Ke Enam :
Protovirus , sel awal                      Berklorofil                       Tumbuhan
                                                            Makhluk Saprofitik
                                                            Makhluk yg mampu mengadakan Khemositesis
                                                                     Makhluk Parasit
                  Virus
             ( Parasiter )
g)    Tahap Ke Tujuh :
O + CH                                                   HO + CO
O + NH                                                   N  + HO    
O + O                                                      O
O + Logam                                               Oksidasi Logam
O + metaloid                                            Oksidasi metaloid
O di tangkap oleh makhluk aerobik                 CO
                                                                                      Ho

-         Beberapa tahap dalam teori naturalistic tersebut  , dapat terjadi pada percobaan STAXILER MILLERyang merupakan gagasan HARULO UREY.
        Percobaan SYDNEY W. FOX :
18 – 20 Macam asam amino                          protein
       
                                                     Pada titik lebur
-         Percobaan Melvin calvin  : CH, NH, H dan HO di radiasi membentuk gula, asam amino, purin, dan pirimidin.
-         Teori Naturalistik lebih komprehensip karena mencangkup pengertiian abiogenesis, teori cosmozoie.
       Masalah          : Asal CH, NH, H dan HO, adanya energy.
       Pertanyaan    : Apakah makhluk pertama itu ototrof atau heterotroph.
       Kesepakatan : makhluk pertama  : heterotroph karena makhluk tersebut
                                berada dalam “ LAUTAN BAHAN ORGANIK ‘’(Tahap 5 ).
                        Pendukung    : A.I. OPARIN – J.B.S HALDANE – BEUTNER.

5.    TEORI ‘’ OPPUTUNISME ‘’
a)    Tahap ke 1
CH, NH, H, HO + energy                       seny organik komplek
b)    Tahap ke 2
Evolusi organik                         makhluk hidup Heterotrof.
      CO di atmosfir semakin bertambah.
c)    Tahap ke 3
      Adanya CO memberi peluang pada makhluk hidup heterotroph menggunakan nya sebagai bahan untuk sintesis.
      Terjadi perubahan fungsioonal.
      Asimilasi menghasilkan O ( MAKIN BANYAK ).
d)    Tahap ke 4
Makin banyaknya O di atmosfir, memberi peluang berkembangnya makhluk yang menggunakan O terbentuk makhluk hidup.


e)    Tahap Ke 5
Makin berkembangnya makhluk hidup ototrof mendorong tumbuhnya makhluk hidup menggunakan bahan organik yang di sintesis baik secara simbiosis mutualisme, komensalisme, parasitisme ataupun predatorisme, di sebut makhluk heterotof sekunder.
                  Makhluk inilah yang berkembang dewasa ini.
2.    SPESIES DAN SPESIASI
Pengertian spesies dewasa ini dititik beratkan pada kemungkinan nya pertukaran gen antar anggota populasi atau antar varian.
KONSEKUENSI : Ada perbedaan morfologik, fisiologik, ataupun perilaku, namun bila terjadi
pertukaran gen, kedua organisme tersebut termaksud dalam satu spesies.
Di sebut VARIAN INTRASPESIFIK.
Tidak terjadinya pertukaran gen di sebabkan adanya hambatan ( BERIER ) misalnya BARIER GEOGRAFIK, sebut ALLOPATRIK. Bila terjadi dalam waktu yang lama dapat menjurus pada tejadinya  ISOLASI REPRODUKSI, karena adanya penimbunan pengaruh factor EKSTRINSIK, Sehingga terjadi isolasi factor INSTRINSIK.
Bila kejadian tersebut berlanjut, dapat terjadi kedua populasi tersebut meskipun sudah berada dalam satu lingkungan lagi ( SIMPATRIK ) , tetap tidak mampu mengadakan pembuahan.
Mekanisme Isolasi Instrinsik :
1.    Mekanisme yang menyebabkan terhalangnya perkawinan
2.    Mekanisme yang mencegah terjadinya HIBRIDA
3.    Mekanisme yang mencegah berlangsungnya HIBRIDA.

1. Mekanisme yg mencegah terjadinya perkawinan.


2.    2. Mekanisme yg mencegah terbentuknya HIBRIDA
3.     
4.     
5.    3. Mekanisme yg mencegah kelangsungan Hibrida
a.    A. Isolasi Ekogeografi
b.    B. Isolasi Habitat
c.    C. Isolasi Iklim / Musim
d.    D. Isolasi Kelakuan
e.    E. Isolasi Mekanis
f.     F. Isolasi Gametis
G. Isolasi Perkembangan
g.    H. Ketidak mampuan hibrida untuk hidup
h.    I. Sterilisasi Hibrida
i.      J. Eliminasi Hibrida yang bersifat slektif.

Beroperasi pada induk
( Mencegah Fertilasi )





Beroperasi pada hibrida, mencegah keberhasilan nya.

Mekanisme Isolasi Instrinsik
Mekanisme yg mencegah / menghalangi terjadinya perkawinan. Mekanisme ini terjadi pada pareutal ( mencegah fertilisasi ). Terdiri dari :
a.  ISOLASI EKOGEOGRAFIK :
Dua populasi yg terpisah oleh hambatan fisik, pada suatu waktu dapat menjadi khusus sesuai dengan lingkungan jadi satu, takan mampu mengadakan perkawinan kembali.Karena tidak dapat lagi menyesuaikan diri pada kondisi baru.Mereka telah memperoleh perubahan genetik akibat dari keadaan sekelilingnya.
Contoh :Platanus Oecidentalis & P. Orientalis
Keduanya dapat diserbuk secara buatan dengan keturunan yg fertile, tetapi tidak secara alami.
b.  Isolasi Habitat
Dua populasi simpatrik yg menghuni habitat yang berbeda kenyataan nya akan kawin dengan populasi yang sama di banding dengan populasi yang berbeda.
Contoh :Bufo fowleri dapat kawin dengan Bufo Americanus dengan keturunan fertile.
Dalam kenyataan Bufo Fowleri vs Bufo Fowleri dan Bufo Americanni vs Bufo Americanus karena ada hubungan nya dengan tempat tinggal.Bufo Fowleri memilih tempat tinggal dan kawin di air yg tenang, sedangkan Bufo Americanus memilih tempat berupa kubangan-kubangan air hujan.


c.  Isolasi Musim / Waktu
Contoh :Pinus Radiata dan Pinus Muricata tidak dapat terjadi pembuahan secara alami, karena masa berbungan Pinus Radiata pada bulan februari, sedangkan Pinus Moricata pada bulan april.
d.  Isolasi Tingkah Laku
Kelakuan / tingkat laku beberapa spesies jantan yang merayu betina masih bersifat visual pada spesies kepiting dari Genus Vea.
Yang bersifat Auditif pada jangkrik dan burung.
e.  Isolasi Mekanik
Misalnya : Perbedaan ukuran tubuh jantan jauh lebih besar dari betina populasi lain.
Bentuk alat kelamin sedemikian rupa sehingga cocok dengan alat kelamin betina.
Binatang kaki seribu Genus Braehoria terdapat 6 bentuk alat kelamin berbeda.
Mekanisme yg mencegah terbentuknya Hibrid ( mekanisme Isolasi pasca perkawinan )
a.    Isolasi Gamet
Tidak terjadinya pembuahan.
Contoh :Drosophyla Virilir dan Drosophyla Americana dengan inseminasi buatan, sperma tak dapat mencapai sel telur karena terhambat oleh cairan yg di hasilkan oleh saluran reproduksi betina. Pada Tembakau : tidak tejadi fertilisasi, karena inti serbuk sari tiidak dapat mencapai inti sel telur.
b.    Isolasi Perkembangan / Mortalitas Hibrida
Telur dapat dibuahi oleh sperma, tetapi Hibrida mati dalam perkembangan nya karena interaksi gen tidak selaras.
Contoh :Ranapipiens dan Ikan
c.    Ketidak mampuan hidup Hibrida
Keturunan / Hibrid dari persilangan interspesies dapat mencapai dewasa, tetapi tidak dapat mencapai usia reproduksi, karena cacat atau lemah.
Contoh : pada tanaman tembakau kerena adanya tumor pada bagian  vegetatifnya dan tidak mampu berbunga dan kemudian mati.
III.  MEKANISME YANG MENCEGAH KELANGSUNGAN HIBRIDA
a.    Kemandulan / sterilisasi Hibrid
Hybrid dapat hidup dengan normal sampai usia reproduksi tetap steril.
Contoh : Keturunan kambing dengan biri-biri , kuda dengan keledai              BAGAL.
b.    Eliminasi Hibrid melalui Seleksi
Hybrid yang fertile, mempunyai keturunan tetapi keturunan kurang mampu mengadakan adaptasi terhadap lingkungan, sehingga dalam kurun waktu yang tidak lama segera akan mengalami kepunahan.
Antara kedua induk, dalam perkawinan nya terjadi pertukaran gen, namun tidak keseluruhan gen dapat bertukar.

SPESIASI SEBAGAI AKIBAT ADANYA POLIPLOID
Suatu cara spesiasi impatrik yang cepat dan telah dicatat dengan baik kalau dengan poliploid : Suatu perubahan tiba-tiba dalamjumlah perangkat kronosom, misalnya 2n       4n. hugo ai vries menemukan pada tanaman bunga Genothera Lamarchiana yang menjadi 14 kronosom. Karena adanya peristiwa gagal berpisah, terjadi keturunan 28 kronosom yang kemudian diberi nama : Genothera Gigas.
Kedua Genothera tersebut dibedakan apiciesnya oleh KRU pada persilangan antara keduanya akan menghasilkan triploid yang steril. Peristiwa terjadinya Genothera Lamarchiana menjadi Genothera Gigas merupakan peristiwa autopolyploid. Contoh : AA      AAAA ( ND ). Poliploid dapat juga terjadi secara allopolyploid.
                                    P :        AA       x         BB
                                                ( 2n )                ( 2n )
                                    Games            :          A                      B
                                    F1                    AB ( STERIL )
                                                            AABB ( FERTIL )
Individu AABB tidak dapat mengadakan persilangan dengan kedua induknya, OKI, dianggap sebagai spesies baru pada umumnya keturunan spesies baru yang allopolyploid ini lebih kuat, lebih adaptif dan lebih besar dibanding induknya. Billa keadaan lingkungan kurang menguntungkan maka yang terlebih dahulu kena efeknya adalah bentuk diploidnya.


RADIASI ADAFTIF
Perubahan cirri yang menyertai isolasi geographic membantu pemecahan spesies leluhur menjadi kejumlah spesies lain sesuai dengan jenis makanan dan cara hidup yang berlainan.
Contoh : Spesies Geospiza ( Finch ) di kepulauan Galapagos.
Burung ini mempunyai ukuran paruh yang berbeda dan makanan yang berbeda.

DIVERGENSI, KONVERGENSI, PERGANTIAN
-       Rdiasi adaptif diatas merupakan peristiwa dari satu spesies timbul dua atau beberapa spesies. Bila kita buat garis keturunannya, mic terlihat adanya garis – garis yang menyebar ( divergen ), karena itu peristiwa ini disebut : DIVERGEN.
-       Kemiripan – kemiripan yang semula ada, makin lama makin berkurang. Peristiwa Divergensi ini menunjukkan bahwa garis evolusi bukanlah merupakan tangga tetap berbentuk bangunan yang bercabang – cabang. Tidak semua percabangan sampai pada puncak, ada yang berakhir di tengah perjalanan saja. Peristiwa ini disebut kepunahan.
Penyebab :  - Perubahan ini disebut kepunahan.
                                 -  Kompetisi : Makhluk hidup yang terlalu  khas akan sulit bertahan.
-       Telah kita ketahui bahwa beberapa spesies misalnya burung dan kelelawar, paus, dan ikan, secara sepintas tampak mirip  satu dengan lainnya. Evolusi yang menyebabkan dua spesies yang berbeda asal – usulnya, menjadi sangat mirip satu dengan lainnya disebut Evolusi KONVERGEN. Hal ini terjadi karena seleksi alamiah yang bekerja dengan cara yang sama pada dua penutup yang pada mulanya berbeda evolusi Konvergen sama sekali bukan kebalikan spesiasi.
Sementara dua spesies yang tidak berkerabat dapat mirip satu sama lainnya karena kekuatan selektif yang sama bekerja padanya, namun pada saat yang sama setiap spesies menyimpang dari moyangnya.
-       Kepunahan spesies, ada yang diikuti pergantian dan ada kepunahan yang tidak diikuti pergantian.
Contoh : - lchtyosaurus, tetap bertahan selama ± 40 juta tahun. Baru sesudah itu digantikan Dolphin ( Mamalia Air ).
-         Pterusaurus             Kelelawar



 

 
PURTUNISME DALAM KONVERGENSI
Pada perkembangan Evolusi Konvergen sering dijumpai adanya bentuk yang berbeda meskipun fungsi yang diemban sama. Bentuk yang berbeda tersebut dapat terjadi karena pada dasarnya bentuk asalnya memang berbeda.
Contoh : sayap pada berbagai jenis hewan, mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk terbang. Peristiwa ini disebut opurtunisme dalam koenvergnsi.
SPESIASI ASEKSUAL
Batasan spesiasi yang mengacu pada kemungkinan pertukaran Gena, tidak selamanya dapat diterapkan. Sebagai contoh adalah spesiasi pada makhluk yang berkembang biak dengan aseksual. Pada makhluk yang berkembang biak secara aseksual berkembang yang menuju pada pembentuk spesies baru adalah bertumpu pada terjadinya variasi dan adaptasi struktur dan fungsi tubuh dan bagian – bagian tubuh merupakan indicator perkembangan pembentukan spesies baru.






BAB IV
PETUNJUK ADANYA EVOLUSI
A.   PETUNJUK DARI ANATOMI KOMPARATIF
a.    Homologi : Fungsi yang berbeda berbagai hewan yang bila dianalisis secara cermat ternyata mempunyai bentuk dasar yang sama.
b.    Analogi : Adanya fungsi yang sama pada beberapa makhluk hidup yang secara anatomi organ yang mengemban fungsi tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama.
c.    Homoplasi : Adanya kemiripan bentuk anatomi namun tidak diwariskan dari bentuk yang sama pada nenek moyang yang menurunkannya.
B.  EMBRYOLOGI KOMPARATIF
Terdapat bentuk – bentuk perkembangan yang sama pada perkembangan embryo hewan multiselluler, seperti bentuk blastula, gastrula yang selanjutnya berbeda satu dengan yang lain.
Hubungan perkembangan embryo dengan evolusi dinyatakan oleh Ernst Haeckel bahwa ontogeny adalah filogeni yang dipersingkat ia menyebutnya sebagai teori rekapitulasi  atau teori biogenetic.
Sebagai contoh dikemukakan perkembangan cor mamalia, yang semula dari bentuk serupa dengan yang dijumpai pada ikan, untuk selanjutnya berkembang menyerupai cor amphibi, reptile dan akhirnya bentuk yang merupakan ciri pada mamalia. Dianalogkan sebagai perkembangan / evolusi mulai pisces                 amphibi         reptile          mamalia.
C.   FISIOLOGI KOMPARATIF
Kemiripan mengenai faal tubuh dijumpai pada makhluk hidup mulai dari yang rendah / mikro organism sampai manusia, menyambut antara lain :
1.    Kemiripan dalam faal respiraturia
2.    Kemiripan dalam metabolism
3.    Proses sintesis protein
4.    Pembentukan ATP
D.   BIOKIMIAWI PERBANDINGAN
Berdasarkan reaksi presiptasi antara antigen – antibiodi yang tidak sesuai. Mutall mengemukakan percobaannya dengan menyuntikkan darah manusia berulang kali pada kelinci setelah beberapa waktu ternyata dalam tubuh kelinci tersebut dihasilkan antibody sebagai reaksi adanya antigen yang berupa BLLA darah kelinci tersebut disuntikan berturut – turut seperti pada TABEL, mana tingkat presiditasinya :
ASAL SERUM
JUMLAH PRESIPITASI REAKSI TERHADAP MANUSIA
PRIMATA



CARNIVORA

UNGULATA



RODENTIA

MANUSIA                                             100
GORILA                                                 64
ORANG UTAN                                       42
BABOON                                               29
KUCING                                                  3
ANJING                                                   3
BANTENG                                              10
KAMBING                                                7
KUDA                                                      2
BABI HUTAN                                            0
MARMUT                                                  0
KELINCI                                                    0

Hasil test presipitasi : kekerabatan ikan paus dengan babi lebih dekat disbanding ikan paus dengan ikan – ikan lain.
E.   PETUNJUK DARI USAHA DOMESTIKASI
-       Adanya variasi yang terjadi  karena proses domestikasi digunakan sebagai ilham oleh C. D dalam menyusun teorinya.
-       domsetikasi burung merpati, kuda dan anjing menunjukkan bahwa spesiasi kemungkinan besar dapat terjadi melalui proses buatan tersebut dan tentunya di alampun hal ini dapat terjadi.
-       dalam bukunya “ THE ORIGIN OF SPECIES “ C. D telah mengemukakan bahwa pada kucing tidak terjadi variasi yang banyak jumlahnya seperti pada anjing lagipula tidak terarah.
F.   PETUNJUK DARI ALAT TUBUH YANG TERSISA ( ORGAN VESTIGIAL )
-       Organ vestigial digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi, karena dalam kenyataannya meskipun alat tersebut tidak lagi menunjukkan suatu fungsinya namun tetap dijumpai secara nyata dan jumlahnya cukup banyak.
Contoh organ vestigial pada manusia :
-       Appendiks
-       Selaput Mata Pada Sudut Mata Sebelah Dalam
-       Otot – otot Penggerak Telinga
-       Tulang Ekor
-         Gigi Taring yang runcing
-         Geraham Ke – 3
-         Rambut di Dada
-         Mammae pada laki – laki
-         Museulu Piramidalis
-       Pada ikan dan serangga yang hidup di gua – gua, mata tidak ada lagi atau ada namun tidak berfungsi.
-       Pada kiwi di New Zealand, masih mempunyai bangunan yang menyerupai sisa sayap.
G.   PETUNJUK EVOLUSI DARI SEGI PALAGONTOLOGI
-       Leonardo Da Vinci yang dikenal sebagai pelukis besar pada abad 15 telah mengemukakan bahwa fosil adalah bukti dari kehidupan masa lampau.
-       Charles Darwis menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan M. H di masa lampau, yang menunjukkan suatu perkembangan yang continue suatu perkembangan secara evolutif
-       Perkembangan contoh perkembangan M. H dari segi paleontology.
-       Perkembangan kuda dari apa yang disebut Hyraco – thorium, termasuk kelomok Eohippus, yang muncul pada Eocene. Tinggi ± 28 cm, berleher pendek, jari kaki depan dan kaki belakang berjari 3, jari 4 & 5 mengecil.
-       Mesohippus lebih besar depan Eohippus ( ± 60 cm ) muncul pada Oligocene.
-       Kaki depan dan belakang semua berjari 3
-       Parahippus dan Merychipuss muncul pada Miocene masing – masing pemakan daun dan pemakan rumput.
-       Pliohippus muncul pada Pleiocece pada saat inilah muncuk kemudian nenek moyang kuda yang s\berjari satu, yang menyebar keseluurh dunia kecuali Australia.
-       Dalam Pleistocene dijumpai adanya 10 species atau lebih yang dapat digolongkan dalam jenis EQUUS.
CONTOH FOSIL YANG LAIN : ARCHEOPTERYX yang merupakan bentuk perantara reptile dan burung hewan ini muncul pada pertengahan Yurasic.
Prinsip perubahan kuda secara evolusi adalah :
1.    Tubuh kuda bertambah besar, dari sebesar kucing sampa sebesar yang sekarang ini.
2.    Kepala bagian depan sampai mata menjadi semakin panjang dan besar.
3.    Leher bertambah ppanjang dan semakin luas gerakannya.
4.    Geraham depan ( Pre Mular ) dan Molar berubah bentuk dari bentuk makan daun dan rumput menjadi bentuk yang sesuai untuk makan daun saja.
5.    Ekstremitas bertambah panjang, yang member kemungkinan dapat digunakan untuk berlari cepat, namun sementara itu kemampuan berputarnya menjadi terbatas,. Tulang – tulang kaki depan bersatu dan mampu menahan berat lebuh baik disbanding bila dalam keadaan terpisah. Lagipula kemungkinan terbentuknya Sendi Engsel.
6.    Jari – jari samping mereduksi hingga tinggal jari ke – 3 yang tumbuh engan baik, yang memungkinkan kuda dapat berlari cepat disbanding bila kelima jarinya ikut berperan dalam berlari.