This is default featured slide 1 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 4 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 5 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 6 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 8 title

Nuzulul Arifin Creativity

This is default featured slide 9 title

Nuzulul Arifin Creativity

Tampilkan postingan dengan label Fisiologi Tumbuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fisiologi Tumbuhan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Juni 2012

Hormon Pada Tumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Makhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang menyertai penambahan volume tersebut. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup dikatakan dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi. Seperti pada tumbuhan apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan dewasa.
Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti memanjangnya batang, akar dan sebagainya. Pemekaran bunga, pemasakan buah adalah slaah satu perkembangan yang dialami oleh tumbuhan. Pemekaran bunga dan pemasakan buah kalau kita teliti lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai dengan lingkungan dan jenis pohon itu sendiri. Kalau kita amati, pada saat musim-musim tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat dan begitu juga dengan pematangan buahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua pemekaran bunga, pemanjangan atau pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan tersebut.

Oleh sebab itu kita harus tahu hal-hal yang menyebabkan semua kejadian yang terjadi pada tumbuhan tersebut. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu pertumbuhan, tetapi ada pula yang dapat menghambat pertumbuhan.


B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Hormon pada Tumbuhan ?
2.      Apa saja jenis-jenis Hormon pada tumbuhan ?
3.      Bagaimana pengaruh hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan ?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Apa yang dimaksud dengan Hormon pada Tumbuhan ?
2.      Apa saja jenis-jenis Hormon pada tumbuhan ?
3.      Bagaimana pengaruh hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan ?

D.    Manfaat
Agar mahasiswa dapat memahami segala proses aktivitas yang terjadi pada tumbuhan salah satunya ialah adanya faktor Hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tersebut.












BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Hormon Tumbuhan

Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) dapat mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, berbeda dari hewan, hormon tumbuhan dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar sistem individu.
Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah menjadi prekursor (“pemicu”) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Kehadiran reseptor akan mendorong reaksi pembentukan hormon tertentu. Apabila konsentrasi suatu hormon di dalam sel telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu nisbah tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu, maupun ruang-ruang antarsel.
Dalam menjalankan perannya, hormon dapat berperan secara tunggal maupun dalam koordinasi dengan kelompok hormon lainnya. Contoh koordinasi antar hormon ditunjukkan oleh proses perkecambahan. Embrio biji tidak tumbuh karena salah satunya dihambat oleh produksi asam absisat dalam jaringan embrio biji. Pada saat biji berada pada kondisi yang sesuai bagi proses perkecambahan, giberelin dihasilkan. Apabila nisbah giberelin: asam absisat tidak mencapai titik tertentu, perkecambahan gagal. Apabila nisbah ini melebihi nilai tertentu, terjadi perkecambahan. Apabila nisbah giberelin: asam absisat masih berada di sekitar ambang, konsentrasi sitokinin menjadi penentu perkecambahan. Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan perilaku fisiologi yang sama, bukan kemiripan struktur kimia.
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic acid, ABA), dan etilena (etena, ETH). Selain itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti Oligosakarin dan Brasinosteroid,.
Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan). Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil, memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman).

B.     Macam-macam Hormon pada Tumbuhan
Macam hormon yang terdapat pada tumbuhan, antara lain auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat
a)      Auksin
Auksin merupakan hormon yang dapat memacu pemanjangan sel yang berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Konsentrasi auksin lebih banyak terdapat pada daerah yang tidak terkena cahaya. Bagi tanaman (batang) yang tidak terkena cahaya akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan bagian lain yang terkena cahaya matahari akibat adanya auksin ini. Pada tumbuhan, auksin dapat ditemukan di embrio biji, meristem tunas apical, dan daun-daun muda. Fungsi auksin pada umumnya adalah:
1.      Merangsang pertumbuhan akar dan mempertahankan sifat geotropisme dari batang.
2.       Merangsang pertumbuhan akar lateral dari serabut akar sehingga meningkatkan penyerapan air dan mineral.
3.      Merangsang pembelahan sel cambium vaskuler
4.      Berpengaruh pada pemanjangan sel, pembelahan sel, dan diferensiasi sel.

b)     Giberelin
Giberelin merupakan hormon yang mirip dengan auksin. Hormon ini ditemukan Oleh P. kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada jamur Giberella fujikuroi.  Giberelin di produksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar, daun muda, dan embrio.
Fungsi giberelin :
1)      Memacu pertumbuhan buah tanpa biji (partenokarpi)
2)      Menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan raksasa
3)      Meyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya)
4)      Memacu pembentukan cambium pada tanaman dikotil
5)      Mematahkan dormansi buah dan biji

c)      Sitokinin
Sitokinin ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan Miller. Struktur kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain dapat  ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam akar dan akan diangkut ke organ yang lain.
Fungsi Sitokinin, antara lain :
1)      Memacau pembelahan sel
2)      Mempercepat pelebaran daun
3)      Mempercepat tumbuhnya akar
4)      Memacu pertunasan lateral pada pucuk batang
5)      Menunda pengguguran daun, Bungan, dan buah.


d)     Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas. Gas etilen mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, apel, dan jeruk. Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna hijau. Selanjutnya, buah-buah tersebut dikemas dalam bentuk kotak berventilasi dan diberi gas etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga buah sampai ditempat tujuan dalam keadaan masak. Selain itu, gas etilen juga menyebabkan penebalan batang dan memacu pembungaan. Oleh karena itu, etilen dapat ditemukan pada jaringan buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang menua.    
Fungsi gas etilen, yaitu:
1.      Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang.
2.      Mendukung pematangan buah.
3.      Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
4.      Mendukung proses pembungaan.
5.      Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat menstimulasi pemanjangan batang.
6.      Menstimulasi perkecambahan.
7.      Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.

e)      Asam traumalin
Asam traumalin sebenarnya merupakan hormon hipotetik  yaitu merupakan gabungan beberapa aktivitas hormone yang ada (auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik maka akan segera terbentuk cambium gabus. Pembentukan cambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormone luka (asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja sama antar hormone pada tumbuhan yang di sebut restitusi (regenerasi). Awalnya luka pada tumbuhan akan memacu pengeluaran hormone luka yang kemudian merangsang pembentukan cambium gabus. Pembentukan cambium gabus dilakukan oleh hormone giberelin, selanjutnya, karena pengaruh hormone sitokinin, terbentuklah sel-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada dinding sel tumbuhan.

f)       Asam absisat
Asam absisat merupakan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi atau memperlambat kecepatan pembelahan dan pembesaran sel. Asam absisat dapat ditemukan pada daun, batang, akar , dan buah biji.

Fungsi dari asam absisat adalah sebagai berikut:
1.      Menghambat perkecambahan biji.
2.      Mempengaruhi pembungaan tanaman.
3.      Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
4.      Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.

Fungsi lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dorman, tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi setelah kondisi lingkungan menguntungkan, ia akan tumbuh lagi dan mucul tunas-tunas baru. Contohnya adalah pohon jati yang meranggas pada musim kemarau.


g)      Kalin
Kalin merupakan hormon yang berperan dalam proses organogenesis tumbuhan. Berdasarkan organ yang dibentuk, kalin dikelompokkan sebagai berikut:
·         Rizokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan akar.
·         Kaulokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.
·         Filokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.
·         Antokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.
h)     Asam Jasmonat
Fungsi asam jasmonat adalah mengahambat pertumbuhan beberapa bagian tumbuhan tertentu dan sangat kuat mendorong terjadinya penuaan daun.
i)        Poliamina
Fungsi poliamina adalah sebagai re- gulator bagi pertumbuhan tanaman.
j)       Salisilat
Fungsi salisilat adalah untuk memperpanjang daya keawetan. Biasanya digunakan pada buah untuk mencegah jamur dan pada sayuran untuk mencegah hama.


k)     Steroid (Brasinosteroid)
Hormon steroid berasal dari kolesterol dan berstruktur inti perhidrosiklopentanolfenantren yang terbagi atas tiga cincin sikloheksana. Senyawa steroid terdapat pada hewan, tanaman tingkat tinggi bahkan terdapat pula pada beberapa tanaman tingkat rendah seperti jamur (fungi).
l)        Oligosakarin
Oligosakarin (oligossaccaharin) adalah gula berantai pendek yang dilepaskan dari dinding sel melalui kerja enzim hidrolitik pada selulosa dan pektin. Hormon ini memicu respon pertahanan tumbuhan akibat masuknya pathogen. Oligosakarin juga membantu mengatur pertumbuhan ,diferensiasi seluler dan perkembangan bunga.

C.    Pengaruh Hormon Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor intersel yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah hormon. Istilah hormon pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli botani dari Belanda bernama Friedrich Agust Ferdinand Went (1863– 1935). Went berpendapat bahwa hormon tumbuh merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan tanaman. Hormon tumbuh tersebut juga disebut zat tumbuh yang komponennya terdiri atas senyawa protein dengan substansi kimia yang aktif.





BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon tumbuhan, atau dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien),
2.      Macam – macam hormone pada tumbuhan antara lain adalah: auksin, giberalin, sitokinin, gas etilen, asam traumalin, asam absisat, kalin, salisilat, asam jasmonat, dan steroid.
3.      Selain factor eksternal factor internal yaitu hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan.

B.     Saran
Ketahuilah hormon-hormon yang terdapat pada tumbuhan dan fungsinya agar mampu memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.







DAFTAR PUSTAKA

Rindari, Henny.2007.Sains Biologi 3.PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri : Solo
Anggorowati, Sulastri. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Penerbit Universitas Terbuka
Tim Penyusun, 2003. Biologi 2A Kelas 2 SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara


Fisiologi Tanah


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ,system organ, dan organism secara mejalankan fungsi fisik dan kimiawi untuk melindungi kehidupan. Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel manusia.
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tanah ?
2. Apa saja komponen penyusun tanah ?
3. Bagaimana tekstur dan struktur pada tanah ?
4. Apa pengertian dari air dan larutan tanah ?
5. Apa definisi pengukuran tanah ?

C.  Tujuan
1.  Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari tanah.
2.  Agar mahasiswa dapat mengetahui komponen penyusun tanah.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tekstur dan struktur pada tanah.
4. Agar mahsiswa dapat mengetahui pengertian air dan larutan dalam tanah.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi pengukuran tanah.

D.  Manfaat Penulisan
1.    Untuk memberikan gambaran tentang komponen-komponen penyusun tanah serta struktur dan tekstur tanah
2.    Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang tanah.










BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Tanah
Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik.
Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme, manusia dan waktu.
Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan karena tanah dapat merupakan media bagi tumbuhan yang hidup di atasnya. Kondisi tanah sangat penting bagi tumbuhan yang hidup di atasnya, dan fisik tanah ini sangat ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Fungsi Tanah
1.    Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.    Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.    Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4.    Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

B.  Komponen Tanah
Tanah terbentuk dari percampuran komponen penyusun tanah yang bersifat heterogen  dan beraneka.Ada 4 (empat) komponen utama penyusun tanah mineral yang tidak dapat dipisahkan dengan pengamatan mata telanjang. Komponen tanah tersebut dipisahkan menjadi tiga fase penyusun tanah,yakni
1.         Fase padat       : bahan mineral dan bahan organik;
2.         Fase cair          : lengas tanah dan air tanah;serta
3.         Fase gas           : udara tanah.
Komposisi tanah berdasarkan volume tanah,masing-masing komponen hanya perkiraan (0% volume). Komponen mineral adalah semua jenis bahan padat hasil pelapukan batuan induk termasuk mineral primer, mineral sekunder, dan bahan amorf yang mempunyai bermacam – macam ukuran dan komposisi.
Komponen organik terdiri atas fauna dan flora tanah,perakaran tanaman,serta hasil dekomposisi/peruraian sisa vegetasi atau hewan sebagai hasil kegiatan mikroorganisme sehingga selalu terjadi alih rupa komponen tanah.
Komponen Tanah 4 komponen penyusun tanah :
(1) Bahan Padatan berupa bahan mineral
(2) Bahan Padatan berupa bahan organik
(3) Air
(4) Udara
Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara.

C.  Tekstur dan Struktur  Tanah
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara.
Pembagian Ukuran Fraksi-Fraksi Tanah (Tekstur) Menurut Sistem Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) Tahun 1938

Partikel
Diameter fraksi (mm)
Pasir sangat kasar (Very coarse sand)
2,00 – 1,00
Pasir kasar (Coarse sand)
1,00 – 0,50
Pasir sedang (medium sand)
0,50 – 0,25
Pasir halus (fine sand)
0,25 – 0,10
Pasir sangat halus (very fine sand)
0,10 – 0,05
Debu (silt)
0,05 – 0,002
Liat (Clay)
Kurang dari 0,002

Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari dari butiran tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liatterikat satu sama lain oleh perekat seperti : Bahan organik, Oksida besi dan lain-lain. Di daerah curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau glamuler di permukaan dan gumpal di horison bawah.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.
Macam-macam struktur tanah
1.     Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atas Spherical.
2.    Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3.    Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4.    Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner

 
Keterangan:
O :    Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa)
A :    Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap
E :    Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe dan Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang
B : Horison illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari harison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).
C :    Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau belum terjadi perubahan
R :    Bahan Induk tanah 

D.    Air dan Larutan Tanah
Air Tanah
Air dalam tanah merupakan komponen yang penting bagi kehidupan tumbuhan  yang tumbuh di atasnya. Di dalam air tanah biasanya terlarut banyak mineral dan senyawa lainnya, yang keseluruhannya disebut larutan tanah dan merupakan sumber nutrisi bagi tumbuhan.
Tanah pada kedalaman tertentu selalu dipenuhi oleh air yang disebut dengan air tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam.Air tanah dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembentukan tanah. Melalui profil kedalamnan tanah dapat diduga berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan lainnya.

Larutan Tanah
Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini mengandung ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat juga ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium. Larutan tanah identik dengan larutan garam yang mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.
Di daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah bawah. Sering kali kadar garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman. Kadar garam sebesar 0,5% saja sudah berbahaya bagi tanaman.

E.  Pengukuran Tanah
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah. Pengukuran tanah adalah konsep umum yang menjelaskan teori dan penerapan pengukuranbentang alam. Pengukuran tanah adalah unsur kualitatif yang utuh dari survey.



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.    Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi
2. Komponen Tanah 4 komponen penyusun tanah :
(1) Bahan Padatan berupa bahan mineral
(2) Bahan Padatan berupa bahan organik
(3) Air
(4) Udara
3.  Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari dari butiran tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti : Bahan organik, Oksida besi dan lain-lain.
4.  Tanah pada kedalaman tertentu selalu dipenuhi oleh air yang disebut dengan air tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini mengandung ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat juga ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium.
5. Pengukuran tanah adalah konsep umum yang menjelaskan teori dan penerapan pengukuran bentang alam. Pengukuran tanah adalah unsur kualitatif yang utuh dari survey.

B.  Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami fisiologi tumbuhan lebih dalam lagi terutama mengenai tanah.



DAFTAR PUSTAKA


Rismunandar. 1993.Tanah dan Seluk Beluknya. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Sutanto, Rahmat.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Kanisius
http://www.docstoc.com/docs/20860445/Tekstur-tanah