IDENTIFIKASI
SERANGGA
BELALANG
HIJAU Atractomorpha crenulata
A.
TUJUAN
1. Mahasiswa
mampu mengenal jenis-jenis dan habitat Serangga.
2. Mahasiswa
mampu melakukan identifikasi, klasifikasi dan mendeskripsikan macam-macam
serangga yang diamati
3. Mahasiswa
mampu mengkaitkan teori dan praktik berdasarkan fakta yang ada di lapangan.
B.
DASAR
TEORI
Serangga (disebut pula Insecta,
dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda
(dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki
enam")
Kajian
mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi Serangga termasuk dalam
kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera
(misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo
karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya
termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap.
Serangga merupakan hewan beruas
dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan
pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
Ciri-ciri klas Insecta :
1. Tubuh
terbagi menjadi 3 bagian (kepala, thoraks, abdomen)
2. Mempunyai
sepasang antenna
3. Kaki
3 pasang
4. Mempunyai
sepasang/ 2 pasang sayap
5.
Alat mulut terdiri dari: sepasang
mandibula, sepasang maxilla, labium dan hypopharing.
Salah satu
alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi
adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi
dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu
menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.
Kemampuan
serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga
kini adalah kemampuan terbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak
predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru
jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas
permukaan tanah.
Umumnya
serangga mengalami metamorfosis
sempurna, yaitu
siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan
imago. Beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan Hymenoptera. Metamorfosis tidak sempurna merupakan
siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa, dan imago Peristiwa larva meniggalkan telur
disebut dengan eclosion. Setelah eclosion, serangga yang baru ini dapat serupa
atau beberapa sama sekali dengan induknya. Tahapan belum dewasa ini biasanya
mempunyai ciri perilaku makan yang banyak .
Pertumbuhan
tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya
dalam bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulit lama (exuvium), dimana proses ini
disebut molting. Karena itu pada setiap tahapan,
serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah
ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna
Keragaman
Serangga
Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan
ngengat
(Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).
Ordo Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe
mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun
habitat dapat dijumpai di pepohonan
Ordo Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki
collophore, bagian yang mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi
pertama segmen abdomen. Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora
dan penghisap cairan. Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan
sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang
memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya
Ordo Coleoptera memliki tipe mulut pengunyah dan
termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat
lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang
membuat sarang pada dedaunan .
Ordo Othoptera termasuk herbivora, namun ada
beberapa spesies sebagai predator. Tipe mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas
yang dapat dijumpai yaitu sayap depan lebih keras dari sayap belakang
Ordo Dermaptera mempunyai sepasang antenna,
tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks dan abdomen. Abdomennya terdapat bagian seperti garpu ].
Ordo Diplura memiliki mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri
atas satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah
batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini
merupakan pemakan humus.
Ordo Hemiptera memiliki tipe mulut penusuk dan
penghisap. Ada beberapa yang menghisap darah dan sebagian sebagai penghisap
cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan,
maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan daun dari
tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk.
Ordo Odonata memiliki tipe mulut pengunyah.
Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang memakan serangga kecil dan sebagian
bersifat kanibal atau suka memakan sejenis. Habitatnya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air
terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan.
Sub kelas Diplopoda memiliki ciri tubuh yang panjang
seperti cacing dengan beberapa kaki, beberapa memiliki kaki berjumlah tiga
puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya menopang dua bagian dari tubuhnya. Hewan
jenis ini memiliki kepala cembung dengan daerah epistoma yang besar dan datar
pada bagian bawahnya.
Habitatnya adalah di lingkungan yang
basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada lumut, di perakaran pohon, dan di dalam
tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah. Beberapa dari jenis ini merupakan
scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk, selain itu ada beberapa yang
merupakan hama bagi tanaman.
Peranan serang di dalam kehidupan
manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1)
Kelompok
serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara lain dapat dibagi menjadi:
a. Serangga yang dapat menghasilkan
sesuatu yang akan memberi nilai tambah di dalam kehidupan manusia. Sebagai
contoh: Apis spp. (penghasil madu),
Bombyx mori (penghasil sutera), Laccifer lucca (penghasil politur).
b. Serangga yang dapat meningkatkan
produksi hasil panen (polinator) contoh lebah (Apis mellifera), kupu-kupu (Papilio
menon)
c. Serangga sebagai musuh alami seperti
predator, contoh Mantis regilosa
(walang sembah), Ophius sp. (predator
hama buah), parasitoid (beberapa famili Hymenoptera)
d. Serangga yang dapat menguraikan sisa
materi organik (detritus dan sampah) misalnya bangsa lalat dan kumbang.
2)
Kelompok
serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara lain:
a. Serangga hama tanaman, contoh Nilaparvata lugens (hama tanaman padi), Bactrocera spp (hama/lalat buah), Tribolium sp. (hama gudang)
b. Serangga sebagai pembawa penyakit
atau vektor, misalnya Anopheles spp.
(vektor penyakit malaria), Aedes aegypti
(vektor penyakit demam berdarah), Culex
quinquifasciatus (vertor penyakit kaki gajah /filariasis, Musca domestica, vektor penyakit diare
dan disentri.
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti
lebah madu, ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau
serangga perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai
makanan bagi mahluk lain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal
serangga dari aspek merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya
menjadi hama perusak dan pemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor)
bagi berbagai penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian
sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis
serangga. Dengan mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya maka
diharapkan akan efisien manusia mengendalikan kehidupan serangga yang merugikan
ini.
Keberhasilan serangga dalam hidupnya disebabkan karena:
1.
Serangga
menempati habitat yang luas, mulai dari udara, air tawar, air payau, tanah,
tanaman, dan hewan.
2.
Tubuh
serangga relatif kecil sehingga effisien dalam penggunaan pakan dan lahan.
3.
Kapasitas
reproduksi tinggi dan siklus hidup pendek menyebabkan serangga mampu
mengeksploitasi sumberdaya yang berlimpah dalam waktu singkat.
4.
Serangga
muda dan serangga dewasa biasanya memakan makanan yang
berbeda, sehingga tidak terjadi
kompetisi sesama jenis (intraspecific competition).
5.
Serangga
mempunyai cara hidup yang bervariasi, ada yang sebagai
phytophagus, carnivorous, saprophagous
dan parasitic, sehingga menyebabkan kompetisi berbeda jenis dapat dikurangi
(extraspecific competition).
6.
Kebanyakan
serangga dewasa mempunyai sayap, sehingga mampu menyebar secara luas dan mampu
menghidar dengan cepat dari musuh-musuh alaminya.
7.
Serangga
mempunyai rangka luar dan sistem metabolisme yang mampu
menghemat
dan mendaur ulang air.
8.
Serangga
memiliki keanekaragaman genetik yang sangat bervariasi sehingga mampu
memenangkan seleksi alami dalam perjalanan evolusinya.
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
a. Alat
tulis
b. Kamera
digital
c. Jaring
Serangga
d. Toples
e. Sterofom
f. Jarum
Pentul
g. Plastik
2. Bahan
a. Macam-macam
serangga
b. Alcohol
96%
c. Klorofom
D.
PROSEDUR
KERJA
1. Persiapan
a. Disiapkan
alat yang diperlukan saat praktikum.
b. Didengarkan
instruksi dan arahan dari asisten / dosen pembimbing.
2.
Pengambilan Serangga
a. Berjalan
ke lokasi (Perkebunan Daerah Teluk Dalam) pengambilan specimen dengan hati-hati
secara berkelompok dengan didampingi oleh asisten pendamping yang telah
ditetapkan.
b. Diamati
serangga yang ditentukan dan dicatat ciri-cirinya, dengan cermat serta dicatat
namanya.
c. Diambil
gambar serangga dengan kamera yang ditemukan pada tempat melekatnya atau
substrat.
d. Dimasukkan
spesimen sperti capung, kupu-kupu, dan serangga lain yang ditemukan ke dalam
toples.
3.
Pengidentifikasian
a. Dikumpulkan
semua serangga yang ditemukan.
b. Dibuka
buku/gambar fauna yang dimiliki, kemudian dicocokkan dengan serangga yang
ditemukan untuk identifikasi nama dan penyusunan klasifikasinya.
E. HASIL
PENGAMATAN
Klasifikasi ilmiah belalang Atractomorpha crenulata :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Class : Insecta
Order : Orthoptera
Suborder : Caelifera
Superfamily : Pyrgomorphoidea
Family : Pyrgomorphidae
Subfamily : Pyrgomorphinae
Genus : Atractomorpha
Species : Atractomorpha
crenulata
Ciri-ciri Belalang Hijau :
·
Tubuh terdiri atas : Caput, Toraks, dan
Abdomen
·
Tubuh berwarna Hijau
·
Merupakan
serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola).
·
Mempunyai kemampuan polimorfisme warna
tubuhnya.
·
Mulut belalang hijau memiliki tipe
mengunyah (chewing)
F. PEMBAHASAN
Pengamatan yang
dilakukan mengenai identifikasi serangga pada daerah Teluk Dalam, Samarinda
ditemukan beberapa serangga yang telah diamati, diantaranya ialah belalang
hijau atau Atractomorpha crenulata, belalang
ini merupakan belalang yang endemik yang habitatnya kebanyakan terdapat pada
daerah perkebunan, pada daerah perkebunan jagung yang telah diamati banyak
terdapat belalang Atractomorpha crenulata
, belalang Atractomorpha crenulata memiliki
tubuh yang terdiri atas caput, toraks, dan abdomen, pada bagian toraks terdiri
atas satu pasang mata majemuk, satu pasang antenna, dan satu pasang alat-alat
mulut (mandible, maksila, dan labium), seluruh bagian tubuhnya berwarna hijau.
Kumpulan organ-organ tersebut berguna untuk mengunyah makanan, indera persepsi,
koordinasi aktivitas tubuh, dan menjaga pusat-pusat koordinasi tubuh.
Pada kepala berbentuk
lancip dan terdapat seta dan sepasang antena yang berfungsi sebagai alat indera
untuk mencium, penunjuk jalan, pendengaran, dan indera lainnya. Sepasang mata
majemuk adalah penerima cahaya utama (photoreceptor)
yang berfungsi untuk melihat dari segala arah. Masing-masing penerima cahaya
terdiri dari penerima tunggal yang disebut ommatidia. Dada terdiri atas tiga
segmen, yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Satu pasng spirakel yang
terbuka ke system pernapasan terdapat diantara protoraks dan mesotoraks dan
satu pasang antara mesotoraks dan metatoraks.
Dua segmen
toraks, yaitu mesotoraks dan metatoraks, masing-masing dapat memiliki satu
pasang sayap yang berfungsi untuk terbang atau proteksi diri. Tipe mulut berupa
tipe mengunyah, merupakan tipe mulut yang sederhana. Pada bagian ujung dari
struktur mandible memiliki lapisan sklerotin yang tebal dan bagian pinggiran
untuk memotong. Sementara bagian dasar adalah untuk menggiling atau mengunyah.
Pada bagian
abdomen terdiri atas 9 segmen. Delapan
segmen depan dari abdomen biasanya memiliki satu pasang spirakel. Pada bagian
tubuh ini terdapat alat-alat vital bagi serangga yaitu jantung, isi perut, dan
organ-organ untuk reproduksi berupa genitalia jantan dan alat-alat peletak
untuk serangga betina. Belalang hijau Atractomorpha
crenulata mengalami metamorphosis tidak sempurna atau hemimetabola yaitu
perkembangbiakan dari telur menjadi larva kemudian tumbuh menjadi dewasa. Atractomorpha crenulata mempunyai
habitat di daerah perkebunan atau persawahan karena Atractomorpha crenulata merupakan belalang yang menjadi hama yang
memakan hasil perkebunan seperti halnya bayam, jagung, dan tanaman lainnya.
Belalang ini mempunyai kemampuan polimorfisme warna tubuhnya yaitu kemampuan
untuk merubah warna tubuhnya dari hijau menjadi coklat jika suhu lingkungannya
semakin tinggi terutama pada musim kemarau yang cukup panjang seperti pada
musim kemarau yang lalu. Semakin tinggi suhunya, semakin besar kecenderungan
terjadinya perubahan warna menjadi coklat tersebut.
Pada saat akan
melakukan perkawinan belalang ini akan mencari pasangannya, biasanya ukuran
betina jauh lebih besar dari belalang jantan lama perkawinan berkisar dari 1-2
menit, setelah itu belalang betina akan meletakkan telurnya di batang atau daun
tanaman dengan jumlah yang cukup banyak, dan telur tersebut dibiarkan hingga
menetas dan menjadi larva dan tumbuh menjadi dewasa. Belalang ini mengalami
metamorfosis sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia
yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama
dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
Belalang hijau Atractomorpha crenulata merupakan
serangga hama yang memakan daun-daun tanaman diperkebunan, dan belalang ini
juga merupakan makanan bagi serangga predator seperti belalng sembah.
G. PENUTUP
1)
Kesimpulan
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
·
Atractomorpha
crenulata merupakan belalang yang tergolong dalam ordo
orthoptera, dengan ciri khas tubuh yang berwarna hijau dan merupakan serangga
hama.
·
Belalang Atractomorpha crenulata memiliki tubuh yang terdiri atas caput,
toraks, dan abdomen.
·
Belalang ini mempunyai kemampuan
polimorfisme warna tubuhnya yaitu kemampuan untuk merubah warna tubuhnya dari
hijau menjadi coklat jika suhu lingkungannya semakin tinggi terutama pada musim
kemarau yang cukup panjang seperti pada musim kemarau yang lalu. Semakin tinggi
suhunya, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan warna menjadi coklat
tersebut.
·
Merupakan
serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola).
2)
Saran
·
Diharapkan mahasiswa lebih disiplin
waktu , supaya kegiatan Praktikum dapat berjalan dengan lancar .
·
Diharapkan dapat menguasai materi-materi
terlebih dahulu, supaya mudah dalam mengamati specimen yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Sembel, D.T. 2009. Entomologi Kedokteran. ANDI : Yogyakarta
Kak di mohon bantuanya mampir ya kak karena disini juga ada kak
BalasHapushttp://belalangsss.dinstudio.com/14/1/home/
.
Refrensinya apakah cuma satu ini kak?
BalasHapus