Selasa, 12 Juni 2012

IDENTIFIKASI SERANGGA BELALANG HIJAU Atractomorpha crenulata

IDENTIFIKASI SERANGGA
BELALANG HIJAU Atractomorpha crenulata


A.    TUJUAN
1.      Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis dan habitat Serangga.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi, klasifikasi dan mendeskripsikan macam-macam serangga yang diamati
3.      Mahasiswa mampu mengkaitkan teori dan praktik berdasarkan fakta yang ada di lapangan.

B.     DASAR TEORI
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam")
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap.
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
Ciri-ciri klas Insecta :
1.      Tubuh terbagi menjadi 3 bagian (kepala, thoraks, abdomen)
2.      Mempunyai sepasang antenna
3.      Kaki 3 pasang
4.      Mempunyai sepasang/ 2 pasang sayap
5.      Alat mulut terdiri dari: sepasang mandibula, sepasang maxilla, labium dan hypopharing.
Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.
Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah.
Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan Hymenoptera. Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa, dan imago Peristiwa larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion. Setelah eclosion, serangga yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya. Tahapan belum dewasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makan yang banyak .
Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalam bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulit lama (exuvium), dimana proses ini disebut molting. Karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna


Keragaman Serangga
Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).
Ordo Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan
Ordo Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen. Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan. Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya
Ordo Coleoptera memliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan .
Ordo Othoptera termasuk herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator. Tipe mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap depan lebih keras dari sayap belakang
Ordo Dermaptera mempunyai sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks dan abdomen.  Abdomennya terdapat bagian seperti garpu ]. Ordo Diplura memiliki mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri atas satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan humus.
Ordo Hemiptera memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang menghisap darah dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk.
Ordo Odonata memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang memakan serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan sejenis. Habitatnya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan.
Sub kelas Diplopoda memiliki ciri tubuh yang panjang seperti cacing dengan beberapa kaki, beberapa memiliki kaki berjumlah tiga puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya menopang dua bagian dari tubuhnya. Hewan jenis ini memiliki kepala cembung dengan daerah epistoma yang besar dan datar pada bagian bawahnya.
Habitatnya adalah di lingkungan yang basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada lumut, di perakaran pohon, dan di dalam tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah. Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk, selain itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman.
     
Peranan serang di dalam kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1)      Kelompok serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara lain dapat dibagi menjadi:
a.       Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan memberi nilai tambah di dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh: Apis spp. (penghasil madu), Bombyx mori (penghasil sutera), Laccifer lucca (penghasil politur).
b.      Serangga yang dapat meningkatkan produksi hasil panen (polinator) contoh lebah (Apis mellifera), kupu-kupu (Papilio menon)
c.       Serangga sebagai musuh alami seperti predator, contoh Mantis regilosa (walang sembah), Ophius sp. (predator hama buah), parasitoid (beberapa famili Hymenoptera)
d.      Serangga yang dapat menguraikan sisa materi organik (detritus dan sampah) misalnya bangsa lalat dan kumbang.

2)      Kelompok serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara lain:
a.       Serangga hama tanaman, contoh Nilaparvata lugens (hama tanaman padi), Bactrocera spp (hama/lalat buah), Tribolium sp. (hama gudang)
b.      Serangga sebagai pembawa penyakit atau vektor, misalnya Anopheles spp. (vektor penyakit malaria), Aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarah), Culex quinquifasciatus (vertor penyakit kaki gajah /filariasis, Musca domestica, vektor penyakit diare dan disentri.
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti lebah madu, ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau serangga perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi mahluk lain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspek merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi hama perusak dan pemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis serangga. Dengan mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien manusia mengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini.
Keberhasilan serangga dalam hidupnya disebabkan karena:
1.      Serangga menempati habitat yang luas, mulai dari udara, air tawar, air payau, tanah, tanaman, dan hewan.
2.      Tubuh serangga relatif kecil sehingga effisien dalam penggunaan pakan dan lahan.
3.      Kapasitas reproduksi tinggi dan siklus hidup pendek menyebabkan serangga mampu mengeksploitasi sumberdaya yang berlimpah dalam waktu singkat.
4.      Serangga muda dan serangga dewasa biasanya memakan makanan yang
berbeda, sehingga tidak terjadi kompetisi sesama jenis (intraspecific competition).
5.      Serangga mempunyai cara hidup yang bervariasi, ada yang sebagai
phytophagus, carnivorous, saprophagous dan parasitic, sehingga menyebabkan kompetisi berbeda jenis dapat dikurangi (extraspecific competition).
6.      Kebanyakan serangga dewasa mempunyai sayap, sehingga mampu menyebar secara luas dan mampu menghidar dengan cepat dari musuh-musuh alaminya.
7.      Serangga mempunyai rangka luar dan sistem metabolisme yang mampu
menghemat dan mendaur ulang air.
8.      Serangga memiliki keanekaragaman genetik yang sangat bervariasi sehingga mampu memenangkan seleksi alami dalam perjalanan evolusinya.




C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a.       Alat tulis
b.      Kamera digital
c.       Jaring Serangga
d.      Toples
e.       Sterofom
f.       Jarum Pentul
g.      Plastik
2.      Bahan
a.       Macam-macam serangga
b.      Alcohol 96%
c.       Klorofom

D.    PROSEDUR KERJA
1.      Persiapan
a.       Disiapkan alat yang diperlukan saat praktikum.
b.      Didengarkan instruksi dan arahan dari asisten / dosen pembimbing.
2.      Pengambilan Serangga
a.       Berjalan ke lokasi (Perkebunan Daerah Teluk Dalam) pengambilan specimen dengan hati-hati secara berkelompok dengan didampingi oleh asisten pendamping yang telah ditetapkan.
b.      Diamati serangga yang ditentukan dan dicatat ciri-cirinya, dengan cermat serta dicatat namanya.
c.       Diambil gambar serangga dengan kamera yang ditemukan pada tempat melekatnya atau substrat.
d.      Dimasukkan spesimen sperti capung, kupu-kupu, dan serangga lain yang ditemukan ke dalam toples.
3.      Pengidentifikasian
a.       Dikumpulkan semua serangga yang ditemukan.
b.      Dibuka buku/gambar fauna yang dimiliki, kemudian dicocokkan dengan serangga yang ditemukan untuk identifikasi nama dan penyusunan klasifikasinya.

E. HASIL PENGAMATAN
Klasifikasi ilmiah belalang Atractomorpha crenulata :
Kingdom               : Animalia
Phylum                  : Arthropoda
Subphylum            : Hexapoda
Class                      : Insecta
Order                     : Orthoptera
Suborder               : Caelifera
Superfamily           : Pyrgomorphoidea
Family                   : Pyrgomorphidae
Subfamily              : Pyrgomorphinae
Genus                    : Atractomorpha
Species                  : Atractomorpha crenulata

Ciri-ciri  Belalang Hijau :
·         Tubuh terdiri atas : Caput, Toraks, dan Abdomen
·         Tubuh berwarna Hijau
·         Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola). 
·         Mempunyai kemampuan polimorfisme warna tubuhnya.
·         Mulut belalang hijau memiliki tipe mengunyah (chewing)

F. PEMBAHASAN
Pengamatan yang dilakukan mengenai identifikasi serangga pada daerah Teluk Dalam, Samarinda ditemukan beberapa serangga yang telah diamati, diantaranya ialah belalang hijau atau Atractomorpha crenulata, belalang ini merupakan belalang yang endemik yang habitatnya kebanyakan terdapat pada daerah perkebunan, pada daerah perkebunan jagung yang telah diamati banyak terdapat belalang Atractomorpha crenulata , belalang Atractomorpha crenulata memiliki tubuh yang terdiri atas caput, toraks, dan abdomen, pada bagian toraks terdiri atas satu pasang mata majemuk, satu pasang antenna, dan satu pasang alat-alat mulut (mandible, maksila, dan labium), seluruh bagian tubuhnya berwarna hijau. Kumpulan organ-organ tersebut berguna untuk mengunyah makanan, indera persepsi, koordinasi aktivitas tubuh, dan menjaga pusat-pusat koordinasi tubuh.
Pada kepala berbentuk lancip dan terdapat seta dan sepasang antena yang berfungsi sebagai alat indera untuk mencium, penunjuk jalan, pendengaran, dan indera lainnya. Sepasang mata majemuk adalah penerima cahaya utama (photoreceptor) yang berfungsi untuk melihat dari segala arah. Masing-masing penerima cahaya terdiri dari penerima tunggal yang disebut ommatidia. Dada terdiri atas tiga segmen, yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Satu pasng spirakel yang terbuka ke system pernapasan terdapat diantara protoraks dan mesotoraks dan satu pasang antara mesotoraks dan metatoraks.
Dua segmen toraks, yaitu mesotoraks dan metatoraks, masing-masing dapat memiliki satu pasang sayap yang berfungsi untuk terbang atau proteksi diri. Tipe mulut berupa tipe mengunyah, merupakan tipe mulut yang sederhana. Pada bagian ujung dari struktur mandible memiliki lapisan sklerotin yang tebal dan bagian pinggiran untuk memotong. Sementara bagian dasar adalah untuk menggiling atau mengunyah.
Pada bagian abdomen terdiri atas 9  segmen. Delapan segmen depan dari abdomen biasanya memiliki satu pasang spirakel. Pada bagian tubuh ini terdapat alat-alat vital bagi serangga yaitu jantung, isi perut, dan organ-organ untuk reproduksi berupa genitalia jantan dan alat-alat peletak untuk serangga betina. Belalang hijau Atractomorpha crenulata mengalami metamorphosis tidak sempurna atau hemimetabola yaitu perkembangbiakan dari telur menjadi larva kemudian tumbuh menjadi dewasa. Atractomorpha crenulata mempunyai habitat di daerah perkebunan atau persawahan karena Atractomorpha crenulata merupakan belalang yang menjadi hama yang memakan hasil perkebunan seperti halnya bayam, jagung, dan tanaman lainnya. Belalang ini mempunyai kemampuan polimorfisme warna tubuhnya yaitu kemampuan untuk merubah warna tubuhnya dari hijau menjadi coklat jika suhu lingkungannya semakin tinggi terutama pada musim kemarau yang cukup panjang seperti pada musim kemarau yang lalu. Semakin tinggi suhunya, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan warna menjadi coklat tersebut.
Pada saat akan melakukan perkawinan belalang ini akan mencari pasangannya, biasanya ukuran betina jauh lebih besar dari belalang jantan lama perkawinan berkisar dari 1-2 menit, setelah itu belalang betina akan meletakkan telurnya di batang atau daun tanaman dengan jumlah yang cukup banyak, dan telur tersebut dibiarkan hingga menetas dan menjadi larva dan tumbuh menjadi dewasa. Belalang ini mengalami metamorfosis sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
Belalang hijau Atractomorpha crenulata merupakan serangga hama yang memakan daun-daun tanaman diperkebunan, dan belalang ini juga merupakan makanan bagi serangga predator seperti belalng sembah.




G. PENUTUP
1)      Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
·         Atractomorpha crenulata merupakan belalang yang tergolong dalam ordo orthoptera, dengan ciri khas tubuh yang berwarna hijau dan merupakan serangga hama.
·         Belalang Atractomorpha crenulata memiliki tubuh yang terdiri atas caput, toraks, dan abdomen.
·         Belalang ini mempunyai kemampuan polimorfisme warna tubuhnya yaitu kemampuan untuk merubah warna tubuhnya dari hijau menjadi coklat jika suhu lingkungannya semakin tinggi terutama pada musim kemarau yang cukup panjang seperti pada musim kemarau yang lalu. Semakin tinggi suhunya, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan warna menjadi coklat tersebut.
·         Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola). 


2)      Saran
·         Diharapkan mahasiswa lebih disiplin waktu , supaya kegiatan Praktikum dapat berjalan dengan lancar .
·         Diharapkan dapat menguasai materi-materi terlebih dahulu, supaya mudah dalam mengamati specimen yang diamati.




DAFTAR PUSTAKA


Sembel, D.T. 2009. Entomologi Kedokteran. ANDI : Yogyakarta


2 komentar: