A.
ASAL USUL
TANAMAN JAGUNG
Banyak pendapat
dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli sependapat
bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara
historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai
bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu.
Teori Asal Asia
.Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia diduga berasal dari Himalaya. Hal ini
ditandai oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung jali, Coix spp.)
dengan famili Andropogoneae. Kedua spesies ini mempunyai lima pasang kromosom.
Namun teori ini tidak mendapat banyak dukungan.
Teori Asal
Andean. Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi Andean Peru, Bolivia, dan
Ekuador. Hal ini didukung oleh hipotesis bahwa jagung berasal dari Amerika
Selatan dan jagung Andean mempunyai keragaman genetik yang luas, terutama di
dataran tinggi Peru. Kelemahan teori ini adalah tidak ditemukan kerabat liar
jagung seperti teosinte di dataran tinggi tersebut. Mangelsdorf seorang ahli
biologi evolusi yang mengkhususkan perhatian pada tanaman jagung menampik
hipotesis ini.
Teori Asal
Meksiko. Banyak ilmuwan percaya bahwa jagung berasal dari Meksiko, karena
jagung dan spesies liar jagung (teosinte) sejak lama ditemukan di daerah tersebut,
dan masih ada di habitat asli hingga sekarang. Hal ini juga didukung oleh
ditemukannya fosil tepung sari dan tongkol jagung dalam gua, dan kedua spesies
mempunyai keragaman genetik yang luas. Teosinte dipercaya sebagai nenek moyang
(progenitor) tanaman jagung.
Jagung telah
dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan) sekitar 8.000-10.000
tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol jagung dengan ukuran
kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000 tahun. Menurut pendapat
beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp. Parviglumis) sebagai nenek moyang
tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah Sungai Balsas,
lembah di Meksiko Selatan. Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi
menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini
jagung tersebar dan ditanam di seluruh dunia . Proses
domestikasi teosinte telah berlangsung paling tidak 7.000 tahun yang lalu oleh
penduduk asli Indian, dibarengi oleh terjadinya mutasi alami dan persilangan
antarsubspesies, sehingga masuk gen-gen dari subspesies lain, di antaranya dari
Zea mays sp. Mexicana. Karena adanya proses persilangan alamiah tersebut
menjadikan jagung tidak lagi dapat hidup secara liar di habitat hutan, karena
memerlukan sinar matahari penuh. Hingga kini diperkirakan terdapat 50.000
varietas jagung, baik varietas lokal maupun varietas unggul hasil pemuliaan.
Sifat tanaman jagung yang menyerbuk silang memungkinkan terjadinya perubahan
komposisi genetik secara dinamis. Varietas lokal terbentuk melalui proses
isolasi genotipe yang mengalami aklimatisasi dan adaptasi terhadap agroklimat
spesifik.
B.
EVOLUSI
TANAMAN JAGUNG
Menurut ahli
biologi evolusi, jagung yang ada sekarang telah mengalami evolusi dari tanaman
serealia primitif, yang bijinya terbuka dan jumlahnya sedikit, menjadi tanaman
yang produktif, biji banyak pada tongkol tertutup, mempunyai nilai jual yang
tinggi, dan banyak ditanam sebagai bahan pangan. Nenek moyang tanaman jagung
masih menjadi kontroversi, ada tiga teori yang mengatakan tanaman jagung
berasal dari pod corn, kerabat liar jagung tripsacum dan teosinte.
Mangelsdorf
mengatakan pod corn sebagai nenek moyang tanaman jagung merupakan tanaman liar
yang terdapat di dataran rendah Amerika Utara. Teosinte merupakan hasil
persilangan antara jagung dan tripsacum. Namun teori ini juga hilang karena
tidak didukung oleh data sitotaksonomi dan sitogenetik dari jagung dan
teosinte. Menurut Weatherwax (1954, 1955) dan Mangelsdorf (1974), nenek moyang
tanaman jagung berasal dari tanaman liar di dataran tinggi Meksiko atau
Guatemala, namun teori ini juga tidak bertahan lama. Randolph (1959)
mengemukakan bahwa nenek moyang tanaman jagung berasal dari kerabat liar
tanaman jagung. Sebelum jagung primitif teosinte dan tripsacum ditemukan,
tanaman liar jagung banyak digunakan dan dibudidayakan. Menurut Longley (1941),
jagung merupakan mutasi dan seleksi secara alami dari teosinte. Biji teosinte
terbungkus berbentuk buah yang keras. Komponen buah ini sama dengan buah
jagung, tapi dalam perkembangannya terjadi evolusi, sehingga tidak terbungkus
seperti teosinte, dan berubah menjadi tongkol. Doebly dan Stec (1991,1993), Doebly
et al. (1990), dan Dorweiler et al. (1993) melakukan penelitian dan menguraikan
serta memetakan secara genetik dengan quantitative trait loci (QTL) tga1
(teosinte glume architecture 1), yang menunjukkan kunci perbedaan teosinte dan
jagung. Apabila QTL dari jagung, tga1, ditransfer ke teosinte, intinya tidak
berpegang erat dalam cupule dan terpisah. Percobaan sebaliknya, tga1 teosinte
ditransfer ke tanaman jagung, glume menjadi lebih indurate dan berkembang
seperti karakter teosinte. Penemuan lokus tga1 merupakan salah satu bukti
evolusi dari bentuk teosinte menjadi jagung. Hal itu juga menggambarkan
terjadinya perubahan adaptasi baru, perkembangannya ditentukan oleh satu lokus
dan proses perubahan itu merupakan bukti yang kuat (Orr and Coyne 1992). Iltis
dan Doebley (1980) mengemukakan bahwa jagung dan teosinte adalah dua subspesies
dari Zea mays, tetapi pandangan ini tidak diterima secara luas oleh pemulia
jagung.
Beberapa ilmuwan tidak setuju dengan
teori jagung berasal melalui proses evolusi dari teosinte dan lebih percaya
teori jagung berasal dari kerabat liar jagung. Oleh karena itu, Wilkes (1979)
serta Wilkes dan Goodman (1995) meringkas teori asal usul tanaman jagung
menjadi empat aliran sebagai berikut:
a.
Evolusi jagung
liar teosinte langsung menjadi jagung modern melalui proses persilangan dan
fiksasi genetik (genetic shift).
b.
Jagung dan
teosinte berasal dari nenek moyang yang sama, dan terpisah selama proses
evolusi menjadi teosinte dan jagung.
c.
Terjadi
kemajuan genetik dari teosinte menjadi jagung.
d.
Terjadi
persilangan antara teosinte dengan rumput liar, keturunannya menjadi jagung.
Plasma nutfah
teosinte telah masuk (introgressed) secara ekstensif ke dalam genome jagung
selama masa evolusi beribu-ribu tahun, dan keturunannya menyebar di Meksiko.
Dari bukti genetik yang ada disimpulkan bahwa nenek moyang tanaman jagung
melibatkan teosinte yang telahmengalami mutasi beberapa loci utama. Perubahan
telah terjadi, dari rumput tanaman produktif berbentuk tongkol berisi butiran
yang dapat dimakan. Perubahan sejak awal abad XX dipercepat melalui proses
seleksi oleh pemulia jagung, sehingga diperoleh bentuk tanaman jagung modern
dan varietas unggul. Hingga sekarang tidak ada bukti yang nyata telah terjadi
introgresi gen dari Maydeae ke jagung. Persilangan spesies Coix dengan jagung
juga tidak berhasil. Transfer gen dari sorgum (famili Andropogoneae) melalui
persilangan juga belum berhasil, yang berarti tidak ada hubungan genetik antara
jali dan sorgum dengan tanaman jagung.
Teosinte
dan jagung adalah individu yang secara genetik terpisah, gen untuk toleran
cekaman abiotik dari teosinte dapat ditransfer ke jagung. Kromosom teosinte di
tingkat genom berbeda dengan kromosom jagung. Gallinat (1988) percaya telah
terjadi transformasi, dari teosinte menjadi jagung karena bantuan manusia, dan
variabilitas genetik baru pada populasi teosinte masuk ke genom tanaman jagung.
Penemuan tanaman liar perennial teosinte (Zea diploperennis) membuka berbagai
kemungkinan hubungan teosinte dengan jagung.
Tripsacum
termasuk kerabat liar jagung, bukan turunan persilangan dengan teosinte maupun
jagung. Tripsacum merupakan satu-satunya genus yang telah disilangkan dengan
jagung dan keturunannya dapat tumbuh sampai dewasa dan berbuah. Kemungkinan
spesies ini diploid dengan 36 kromosom. De Wet dan Harlan (1974, 1978) dan
Leblanc et al. (1995) melaporkan persilangan antara jagung dengan beberapa
tetraploid spesies tripsacum. Kromosom tripsacum dapat diganti oleh kromosom
jagung dan introgresi gen-gen antarjagung dan tripsacum telah terjadi sejak lama.
Dalam
analisis genetika modern, genus tripsacum berkaitan dengan Tanaan jagung,
sehingga jagung merupakan spesies dari Tripsaceae. Evolusi dan penyebaran
tanaman jagung sangat ditentukan oleh manusia. Dalam periode antara 5.000 SM
dan 1.000 M terjadi mutasi alami dan persilangan antara kelompok jagung, serta
proses aklimatisasi dan seleksi spesifik oleh petani, terutama dari aspek
ukuran, warna, dan karakteristik biji. Jagung berkembang dari tanaman yang
kecil, tongkol terbuka, menjadi tanaman yang mempunyai banyak baris (multi
rows), produksi tinggi dan kelobot tertutup, sehingga memerlukan bantuan manusia
untuk memisahkan biji dari tongkolnya untuk tumbuh dan berkembang.
Pada
sekitar tahun 1.000 M, tanaman jagung tradisional telah berkembang menjadi tanaman
jagung modern. Umumnya pengembangan tanaman dilakukan dengan seleksi secara
sederhana, dengan mempertahankan tongkol yang diinginkan dan benihnya ditanam
pada musim berikutnya. Keragaman antartongkol dipengaruhi oleh lingkungan,
sehingga mengaburkan perbedaan genetik dalam hasil, tinggi tanaman, dan
karakter kuantitatif lainnya, sehingga seleksi berdasarkan karakter ini belum
mampu mempercepat peningkatan hasil biji.
Penelitian
filogenetik menunjukkan bahwa jagung merupakan keturunan langsung dari teosinte
(Zea mays ssp. Parviglumis). Seperti jagung, teosinte mempunyai 10 pasang
kromosom, yang secara sitogenetik sama dengan jagung dan persilangannya
menghasilkan keturunan yang fértil.
Persamaan jagung dan teosinte:
·
Keduanya
mempunyai bunga jantan terpisah berupa tassel yang terletak di atas tongkol dan
bunga betina terletak pada cabang lateral bagian samping (ketiak daun).
·
Keduanya
mempunyai 10 pasang kromosom.
·
Persilangan
jagung dengan teosinte menghasilkan keturunan yang fertil.
Perbedaan jagung dan teosinte:
·
Perbedaan yang
spesifik terutama pada organ betinanya. Jagung (Zea mays sp.)
Tongkol
tertutup oleh kelobot, tidak mudah lepas dari tongkol.
Tongkol terdiri
atas banyak baris biji (multi rows).
Bijinya penuh
mengelilingi janggel dan terbungkus kelobot.
·
Teosinte (Zea
mexicana sp.)
Biji jatuh
sendiri jika sudah matang
Tongkol kecil,
terdiri atas enam baris biji atau lebih
Setiap biji
terbungkus oleh glume dan kelobot yang keras (cupule).
Manusia
sangat berperan dalam menyeleksi karakter-karakter pada teosinte sampai menjadi
jagung modern seperti yang dikenal sekarang. Di habitat asalnya (Meksiko),
teosinte tumbuh liar dan disebut sebagai madre de maiz atau ibu tanaman jagung
(gambar 1).
Pada
Gambar 2 terlihat tongkol teosinte yang terbungkus kelobot, sebaris biji
teosinte yang terbungkus copule dan barisan bijinya terdiri atas tujuh biji.
Teosinte mempunyai tongkol yang lebih kecil dibandingkan dengan tongkol jagung
modern. Tongkol jagung modern terbungkus oleh kelobot. Bunga betina jagung
modern berbentuk serabut, biasa disebut silk, bunga betina ditutup oleh kelobot
dan di dalamnya terdapat barisan biji.
Gambar 1.
Teosinte (Zea mexicana)
Pada pertengahan tahun 1700an,
tanaman jagung secara luas tumbuh di Cina, di selatan Fukien, Hunan, dan
Szechwan. Populasi jagung berkembang dengan cepat sejak abad 18. Di Cina,
jagung diperlukan untuk bahan makanan, terutama di bagian utara, dan dari sini
tanaman jagung menyebar ke Korea dan Jepang. Suto dan Yoshida (1956) melaporkan
jagung diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 1580an oleh Pelaut Portugis.
Kurang dari 300 tahun sejak 1.500 M, tanaman jagung telah tersebar di seluruh
dunia dan menjadi bahan makanan penting bagi kebanyakan penduduk di berbagai
negara di dunia (Dowswell et al. 1996).
A.
TAKSONOMI
TANAMAN JAGUNG
Klasifikasi Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio :
Angiospermae
Class
: Monocotyledoneae
O r d o
: Poales
Familia
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies : Zea mays L
Hi mas masku
BalasHapusteman kamu pada menang puluhan juta
ayo giliran kamu! menangkan sekarang juga
Pilih Agen Poker & DominoQQ Yang Terpercaya?
PIN BB : D61E3506
Whatsapp : +85598249684
L ine : Sinidomino
poker online